“Klinik pengobatan ciuman iblis ...,” lirih Lintang dan Zio nyaris bersamaan dengan gaya yang juga nyaris sama. Keduanya sama-sama merebahkan tubuh di tengah tempat tidur tanpa bisa mengakhiri senyum bahagia mereka hanya karena teringat ocehan Sunny mengenai klinik pengobatan ciuman iblis.
“Inilah alasanku enggak mau kalau Sunny pensiun. Sepi. Duniaku pasti kembali kelabu kalau dia enggak ada,” lirih Zio yang kemudian menghela napas dalam dan memejamkan mata.
Ketika akhirnya Zio tertidur dengan nyenyak dan sampai berselimut, tidak dengan Lintang yang justru terusik oleh dering pesan masuk. Lintang yang awalnya sudah meringkuk menghadap nakas keberadaan ponselnya, langsung menyikapi dering tersebut dengan serius. Seketika hatinya berbunga-bunga, bersama keyakinannya yang meletup-letup.
D
