Sampai detik ini, Lintang masih tidak bisa berkata-kata. Ia terdiam bersama tubuhnya yang kaku menemani lidahnya yang kelu tak ubahnya tugu. Namun, Lintang membiarkan sebelah tangannya digandeng Sultan yang membimbingnya naik mobil. Mobil biasa untuk mengantar jemput Sunny dan sampai dihiasi aroma wangi dari parfum Sunny. “Naik mobil saja, takut hujan. Flu yang kemarin saja masih minta reunian!” ujar Sultan pada Heru sambil membimbing Lintang masuk ke mobil melalui pintu yang langsung ia bukakan. Beberapa kali ia bersin, selain Sultan yang kerap membenarkan masker yang dipakai. Heru mengangguk paham. “Siap, Mas! Sekarang, kita mau ke mana?” “Ke KUA,” balas Sultan sambil menutup pintu sebelah kemudi yang baru saja Lintang tempati. Kali ini, Sultan akan mengemudi sendiri dan menjadikan K