Meski rasa capek mulai mendera, nyatanya Raina tetap harus bersemangat menyelesaikan tugasnya. Berdiri mematung di depan kamar yang ia yakin adalah kamar milik Lukman. Selama berada di rumah ini belum pernah ia memasuki kamar ini . Dengan tangan sedikit gemetar, Raina memutar knop pintu . Ia pikir kamar Luke akan dikunci selagi lelaki itu tidak berada di rumah . Ternyata perkiraannya salah . Pintu itu terbuka . Dan Raina mulai mendorongnya hingga pintu tersbut terbuka lebar sepenuhnya . Aroma maskulin begitu saja menyergap indera penciuman Raina. Melongokkan kepala ke dalam kamar dan yang ia lihat adalah nuansa hitam dan putih yang mendominasi kamar ini . Mencerminkan sekali jika yang menempati kamar ini adalah seorang lelaki. Mengambil nafas dalam, Raina pun memilih melangkah masuk ke da