Bab 1

1400 Words
Aryan Adiguna (25 tahun) putra dari pengusaha ternama Chandra selama ini ia menetap di Jerman mengurus perusahaan ayahnya yang ada disana kepulangannya ke Indonesia untuk melangsungkan pernikahannya dengan Shilla gadis yang dicintainya dan sudah dipacarinya selama dua tahun mereka berhubungan jarak jauh alias LDR. Namun pernikahan tersebut tinggalah impian, pada hari H pernikahan baru diketahui Shilla memilih melarikan diri bersama kekasihnya Vico yang selama ini dipacarinya tanpa sepengetahuan Aryan. Dan untuk menutupi rasa malu keluarga Nancy mamanya Aryan memilih Mauren (21 tahun) gadis manis putri Ajeng pembantu yang bekerja di rumahnya untuk menggantikan posisi Shilla sebagai pengantin wanita untuk Aryan. Mauren awalnya menolak permintaan Nancy dan Chandra karena tak enak hati. Ia merasa tak pantas, namun karena desakan dan permohonan Nancy akhirnya Mauren menyetujui untuk menjadi pengantin Aryan. Aryan pun menerima keputusan keluarganya yang memilihkan Mauren sebagai pengantinnya pengganti Shilla walau pun ia merasa sakit mendapat penghianatan dari Shilla. Aryan dan Mauren dengan lantang mengucapkan janji sucinya didepan Tuhan dan para saksi, Aryan menyematkan cincin kawinnya di jari manis Aryan dan Mauren memasuki pesta yang diselenggarakan di taman rumah. "Hai Mauren datang juga lo, eh ini suami lo" tanya Nadin yang berulang tahun. "Selamat ulang tahun ya Nad.... iya kenalin ini suami aku" ucap Mauren, Nadin dan Aryan pun saling berjabat tangan. "Ya sudah silahkan nikmati pestanya ya Ren" ucap Nadin. Aryan dan Mauren pun masuk menikmati pesta mereka mencoba beberapa makanan. "Hai Ren akhirnya lo datang juga ke sana yuk" ucap Rendi teman kampus Mauren, ia menarik Mauren menjauh. "Eh Rendi gue....." ucap Mauren. "Sudah ikut gue tuh Michelle sama Aliya disitu" ucap Rendi, ia menggenggam erat tangan Mauren. "Sorry.... dia milik gue" ucap Aryan, rahangnya mengeras melihat Mauren tangan Mauren yang digenggam erat Rendi. "Siapa lo..." tanya Rendi yang tak mengenal Aryan. "Gue suaminya Mauren, pulang sekarang" ucap Aryan, ia menarik paksa Mauren ada kilat kemarahan di matanya ia tak suka melihat kedekatan Mauren dan Rendi. "Ar kita baru datang masa mau pulang sih" ucap Mauren, mereka sudah berada di depan parkiran mobilnya. "Oh aku tau kamu mau pacaran dulu sama siapa tadi namanya Rendi ya...." ucap Aryan sinis. "Kamu kenapa sih aneh banget" ucap Mauren. "Masuk sekarang..." Aryan membuka pintu mobilnya. "Ar gak enak sama yang punya pesta..." ucap Mauren memohon. "Pulang sekarang atau aku tinggal" ucap Aryan dan akhirnya Mauren pun masuk ke mobil dengan wajahnya yang cemberut. Aryan memacu mobilnya kembali pulang. "Sudah gak usah cemberut gitu, aku gak suka lihat kamu ditarik- tarik sama temen kamu tadi" ucap Aryan. "Kamu cemburu" ucap Mauren menatap Aryan. "Cemburu?? sama kamu?? gak banget" ucap Aryan. "Kalau gak cemburu kamu gak mungkin langsung ngajakin pulang, udah deh ngaku aja" ucap Mauren. "Apaan sih kamu gak jelas banget" omel Aryan. Aryan dan Mauren segera masuk rumah setelah sampai. "Lho ko udah pulang cepet banget pestanya" ucap Nancy. "Ini nih mah Aryan ngajakin pulang tau gitu Mauren pergi sendiri aja tadi" ucap Mauren. "apa.... gak ada ya pergi sendiri" ucap Aryan. "Apa hak kamu ngelarang aku" bisik Mauren sambil berlalu ke kamarnya. "Aku suami kamu dan aku berhak melarang apapun yang kamu lakukan apabila aku gak suka" ucap Aryan, ia segera menyusul Mauren ke kamar. "Oh ya.... apa kabar sama surat perjanjian itu, poin kedua dilarang ikut campur masalah pribadi" ucap Mauren menatap Aryan. "Ooohhh atau jangan-jangan kamu sudah jatuh cinta lagi sama aku" ucap Mauren sambil mencolek dagu Aryan. "Jatuh cinta?? sama kamu??? ogahhhhh" ucap Aryan sambil berlalu duduk di sofa kamarnya. Mauren segera melepas dreessnya di kamar mandi dan menggantinya dengan piama tidurnya, ia mengambil laptopnya dan duduk diranjang mengerjakan skripsinya. "Apa benar yang dikatakan Mauren kalau aku sudah jatuh cinta pada dia tapi ini terlalu cepat aku baru mengenal dia tiga bulan ini" ucap batin Aryan sambil menatap Mauren. "Kamu ngapain sih ngeliatin aku gitu, terpesona ya sama kecantikan aku" ucap Mauren. "Geer banget sih jadi cewek" ucap Aryan, ia segera mengganti bajunya dengan piama tidurnya dan ikut naik ke tempat tidur lalu berbaring sambil menatap Mauren yang sedang mengerjakan skripsinya. "Kamu sakit? kok dari tadi ngelihatin aku mulu" ucap Mauren tangannya menyentuh kening Aryan. "Apaan sih rese banget, aku ngantuk... tidur sekarang" ucap Aryan, ia mengambil laptop Mauren dan mematikannya. Aryan memang terbiasa tidur dengan lampu mati sehingga apabila ada cahaya sedikit saja ia tak bisa terlelap. "Ih dasar semena-mena banget" ucap Mauren dan ia pun segera mengatur posisi tidurnya lalu meletakkan guling pembatas antara ia dan Aryan. --- "Aryaaaaaaaaaan......." pagi hari Mauren berteriak, ia kaget saat ini ia berada dalam dekapan Aryan guling yang menjadi pembatas antara ia dan Aryan semalam jatuh ke bawah ranjang. "Apaan sih pagi-pagi udah teriak" omel Aryan. "Kamu melanggar poin perjanjian pertama" ucap Mauren dan sontak membuat Aryan melepaskan pelukannya. "Maaf-maaf aku gak sengaja" ucap Aryan. "Dasarrrr mesuummmm...." Mauren memukul Aryan dengan bantalnya. "Maaf Ren aku beneran gak sengaja" ucap Aryan lagi. Perdebatan keduanya berakhir saat Aryan memeluk Mauren dan membuang bantalnya. "Kan... kan... dasar m***m lepas gak..." ucap Mauren. "Ok aku lepas, janji dulu gak memukul aku lagi" ucap Aryan. "Iya...." ucap Mauren ketus dan Aryan pun segera melepaskan pelukannya. "Dasar otak m***m" teriak Mauren dan ia segera beringsut turun dari ranjang lalu masuk ke kamar mandi. Cukup lama berada di kamar mandi membersihkan diri dan Mauren keluar hanya dengan handuk putih yang melilit tubuhnya dari d**a hingga sebatas pangkal pahanya sehingga pembuat paha mulusnya terekspos. "Kamu coba memancingku" ucap Aryan, ia mendekati Mauren mengurung tubuhnya hingga terpojok ke tembok. "Apasih, mancing apa" ucap Mauren tak mengerti. "Aku laki-laki normal Ren, kamu seperti ini sama saja memancing naluri kelelakianku" ucap Aryan lalu ia meraih dagu Mauren dan mengecup bibirnya. "Iiiiihhh dasar biang m***m" Mauren memukul Aryan lagi dan mengusap-usap bibirnya bekas ciuman Aryan uren. "Bilang aja kamu pengen lagi" ucap Aryan sambil menaikkan kedua alisnya. "Iiiihhhh apaan sih menjijikkan" omel Mauren ketus. "Gak usah jual mahal sini cium lagi...." Aryan kembali mendekati Mauren. "Stoooppp.... kamu lagi-lagi melanggar dengan sengaja poin perjanjian kedua" ucap Mauren marah. "Ok maaf...." ucap Aryan. "Sana mandi aku gak mau telat ke kampus gara-gara kamu" ucap Mauren dengan ketus. "Bawel banget siapa coba yang mau sama cewek kaya dia" gumam Aryan menggerutu sambil berjalan ke kamar mandi. "Aku denger ya Ar" ucap Mauren. Setelah menyelesaikan sarapannya Aryan segera mengantarkan Mauren ke kampusnya. "Kamu pulang jam berapa biar nanti aku jemput" ucap Aryan begitu tiba di kampus Mauren. "Gak usah aku gak mau ganggu kamu kerja" ucap Mauren. "Oohhh kamu mau minta antar pulang sama si Rendi itu, iya??" ucap Aryan yang mulai meninggikan suaranya. "Kamu kenapa sih, cemburu?" ucap Mauren. "Aku gak suka kamu dekat sama dia, ingat kamu istri aku dan aku berhak melarang kamu dekat sama siapa aja" ucap Aryan memperingatkan Mauren. "Istri?? itu cuma status Ar kita gak ada ikatan apapun" ucap Mauren lalu turun dari mobil. "Kalau pulang hubungi aku" ucap Aryan. Bersambung yang harusnya dipakaikannya pada Shilla. Aryan kemudian dipersilahkan untuk mencium mempelainya, perlahan Aryan membuka tudung kepala Mauren dan menatap matanya seolah meminta ijin dan Mauren pun menganggukkan kepalanya tanda mengijinkan. Aryan menarik pinggang Mauren agar mendekat dan Mauren pun meletakkan tangannya di pundak kekar Aryan. Aryan mendaratkan bibirnya di bibir seksi Mauren dan melumatnya dengan lembut, tepuk tangan undangan membuat Aryan melepaskan ciumannya. Malam hari setelah resepsi mewah yang diadakan di ball room hotel Aryan dan Mauren langsung masuk ke kamarnya. "Kita harus bicara" ucap Aryan sambil melepaskan jasnya. "Ya tuan muda" ucap Mauren menunduk. "Aryan panggil aku Aryan" ucap Aryan. "Baik, Aryan..." ucap Mauren lagi. "Kamu tau kan aku menikahimu hanya karena tak ingin membuat keluargaku malu" ucap Aryan menatap Mauren. "Iya saya tahu" ucap Mauren. "Dan saya harap kamu jangan terlalu berharap pada pernikahan ini dan kita perlu membuat perjanjian ini" Aryan memberikan kertas yang berisi perjanjian pernikahannya bersama Mauren yang telah ditulisnya sebelum ia berangkat ke tempat pernikahannya tadi pagi. 1. Tidak ada kontak fisik 2. Dilarang ikut campur masalah pribadi Hanya dua point yang ditulis Aryan dalam perjanjiannya namun itu sudah sangat jelas bagi Mauren. "Baiklah aku setuju" ucap Mauren setelah membaca surat perjanjiannya. "Untuk biaya hidup dan kuliah kamu tetap aku yang bertanggung jawab karena kamu istriku" ucap Aryan. Malam pertama yang seharusnya dilalui pasangan pengantin dengan sangat indah dan tak terlupakan nyatanya hanya seperti malam-malam biasa bagi Aryan dan Mauren. Mereka memang tidur di ranjang yang sama namun dibatasi sebuah guling. bersambung.... maaf banyak typo harap maklum vote dan komennya jangan lupa ya..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD