PART. 22 HAK YANG SAMA

1154 Words

Hampir seharian Gafi di rumah sakit. Ia terlupa untuk menelepon Aaliyah. Dan Aaliyah juga tidak ada meneleponnya. Gafi baru tersadar akan hal itu saat sudah menjelang sore. Gafi mengambil ponsel dari dalam tas. Diperiksa ponsel, tak ada panggilan, atau chat dari Aaliyah. 'Ya Tuhan, apa aku mengharapkan dia meneleponku.' Gafi mengusap wajah, dan menghela nafas. Tingkahnya tidak lepas dari perhatian kedua ibunya. Bu Fatma, dan Bu Dini saling tatap. "Sudah sore, sebaiknya kamu pulang, Fi. Kasihan Non Aaliyah sendirian. Orang tuanya masih di Singapura kan?" Bu Fatma menatap Gafi yang duduk di sofa. "Iya, Fi. Dia juga istri kamu. Kamu punya kewajiban pada Non Aaliyah. Dan dia juga memiliki hak yang sama dengan Aulia. Kamu harus bisa bersikap adil pada kedua istrimu. Jangan karena kamu terpa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD