Sebuah Hadiah

1185 Words

PoV Risky Sebuah pertikaian terjadi di depan mataku membuatku asal berucap dan menyakiti hati Sania. Aku tak tega melihat air matanya mengalir dengan rasa nelangsa yang terbaca dari raut wajahnya yang sendu. Dalam hati aku ingin sekali memeluknya, menjadi sandaran hatinya saat kesedihan menyapanya. Tetapi sayang, statusku sebagai suami orang membuatku menjaga jarak. Juga karena ada Caca diantara kami saat ini yang membuatku tak bebas melakukan apapun pada Sania. Meskipun aku hanya memegang wajahnya. Hanya genggaman tangan yang bisa kulakukan di belakang tubuh Caca yang sedang memeluk ibunya. "Dimana makam almarhum suamimu?" tanyaku memecah lamunannya. Tanganku sudah terlepas dari tangannya karena gerak tubuh Caca yang membuat Sania harus membenarkan posisi duduknya. "Mau ngapain?" tany

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD