Menepati Janji

1011 Words

Kepalaku masih sibuk mencerna permintaan Bu Maria. Tumpukan kue yang menjadi orderan palsu juga masih teronggok sia-sia. Dapur masih berantakan dan belum kubereskan. Sepertinya jika aku berangkat sekarang sangat tidak memungkinkan. Lebih baik meminta izin mundur agar aku bisa membereskan rumah dan meninggalkannya dalam keadaan yang bersih. Karena aku tak tahu kapan bisa kembali lagi melihat keadaan rumah ini. "Kalau hari ini saya belum bisa, Nyonya. Masih ada yang harus saya kerjakan di rumah sebelum saya tinggal pergi dalam waktu yang lama," jawabku apa adanya. "Biar saya jemput besok, saya juga ada janji ketemu dengan mitra usaha di kota ini. Bisa sekalian mampir nanti," sahut Mas Risky yang sejak tadi hanya diam menyimak. Kulihat sesekali ia mencuri pandang ke arah kakiku yang masi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD