“Mungkinkah aku masih mencintainya? Tapi kenapa?” * Aku terperanjat kaget saat seseorang menepuk pundakku dari belakang. Kemudian wajah datar milik Anna muncul di depanku. “Ngelamunin apa?” tanyanya. Aku menggeleng. “Kau terlalu banyak diam dari tadi.” Aku hanya diam. “Kalau kurang sehat, pulang saja. Bahaya kalau kau ke ruang operasi seperti ini.” Aku mengangguk. “Aku akan izin,” kataku. “Thanks.” Anna menganggukkan kepalanya sekilas. Kemudian perempuan berwajah dingin tersebut langsung pergi dari hadapanku. Sementara aku bergegas ke ruanganku, mengambil tas dan meninggalkan pesan kepada perawat yang biasanya mendampingiku. Seperti kata Anna, akan sangat berbahaya kalau aku masuk ke dalam ruangan operasi dengan keadaan diriku yang sekarang. Salah-salah, nyawa seseorang bisa