episode 12: GMR VS Ku Bangan

1590 Words
“Seorang raja menyebabkan kekacauan dalam sebuah perguruan, sama persis menggambarkan namamu.” Genzo Millinium Ring berdiri tegak, jubah birunya berkibar, pita kuning di dahi berkibar karena tertiup angin. Tatapan matanya tajam kedua tangan ditaruh kebelakang punggung. Ku Bangan memperhatikan pria itu mulai dari atas hingga bawah, tidak tahu siapa manusia di depannya tersebut. Auranya sangat menakutkan bahkan membuat bulu kuduk merinding,”siapa kau?! aku kesini untuk menangkap Zein zulkarnain, dia adalah buronan.” “Tidak ada orang yang bernama Zein Zulkarnain,” balas Cenzo datar. “Pak tua, kamu jangan berbohong! Kalau kamu berani menyembunyikan iblis itu, aku akan meluluh lantahkan perguruan ini!” Dengan menyombongkan diri Ku Bangan memberikan ancaman terhadap manusia di depannya tersebut, ia tidak tahu kalau pria yang kini berdiri di depannya itu adalah sosok manusia yang harus dihindari untuk bertarung. “Iblis? Apakah kau mengemukakan identitasmu sendiri, wahai manusia angkuh. Engkau datang tanpa permisi, melakukan kekacauan di tempatku ini. Kau menyebut orang lain sebagai iblis, sejatinya kamu sendirilah pedahulu iblis,” balas Genzo tenang, tidak sedikitpun ada rasa takut di dalam tatapan mata tersebut. Ku Bangan kesal mintak ampun, tutur bahasa halus tapi sanhat menjengkelkan, menghina orang tanpa perasaan,”b******k! Berani sekali kau menyebutku iblis, cari mati!” “Manusia, tidakkah kau merasa ucapanmu itu mencerminkan betapa rendah nilai akhlakmu? Kalau kau ingin menghancurkan perguruanku ini, apakah kau sudah mengukur kekuatanmu sendiri? Kau masih harus belajar 100 tahun lagi untuk bisa melawanku.” Genzo menatap remeh lawan bicaranya tersebut, bibirnya tersenyum tipis melihat kemarahan terlihat jelas dalam ekspresi raja Bintang Tenggara tersebut. “b*****h! Aku akan membinasakanmu!” Ku Bangan melompat terbang sambil mengayunkan sebilah pedang panjang. Genzo tersenyum remeh, gerakan pria itu sangat lambat untuk menyerang dirinya, dia mengeluarkan sebilah pedang berukuran sedang untuk menangkis serangan pedang tersebut. Ku Bangan terkejut dengan mudah pria itu menangkis serangan pedang darinya, tidak menyangka kalau ternyata pria 55 tahun memiliki kekuatan sangat luar biasa untuk manahan serangan darinya. Dia bahkan tidak sedikit pun merasa kesulitan atau berkeringat. “Baru sedikit saja kau sudah berkeringat, apakah kekuatanmu sudah menghilang? Apakah kekuatamu juga seperti kerajaanmu, yaitu hasil curian dari raja Ilyas.” Genzo tersenyum remeh, ia menambah kekuatan serangan pada pedang tersebut dan mendorong Ku Bangan, dia sengaja tidak segera mengakhiri pertarungan karena ingin memberi pelajaran pada manusia sombong seperti Ku Bangan. Pimpinan perguruan rajawali tersebut akan mengirimkan tubuh penuh luka manusia yang kini menjadi lawannya tersebut sekaligus memberi peringatan pada Ka Lenan untuk tidak bertindak sembarangan pada perguruan yang dipimpinnya. ** Avei VS Tong Sampah… “Jarum Neraka…!!!” Tong Sampah melemparkan ratusan jarum berwarna hitam ke arah mantan raja Jin tersebut. Avei tersenyum meremehkan melihat ratusan jarum tersebut menyerang kearahnya, ia pun sengera mengeluarkan kekuatan ribuan kelopak mawar merah dan mengarahkannya pada ratusan jarum tersebut. Ribuan kelopak mawar tersebut saling memberikan serangan pada jarum hitam tersebut. “Seindah bunga mawar daun surgawi… menyapu ombak taman kenari.” Ribuan kelopak mawar tersebut seperti sedang menari mengikuti syair tersebut mengikat jarum hitam tersebut dan meremukkan jarum tersebut hingga tak tersisa. Tong Sampah terbelalak melihat ratusan jarum miliknya hancur hanya karena kelopak bunga mawar,”siapa kamu sebenarnya? Ilmu apa yang kau gunakan? Kau menghancur leburkan semua jarum-jarumku.” Avei tersenyum remeh, untuk apa juga mengatakan siapa dirinya terhadap seorang musuh? “Aku bukan selebritis, tentu saja kau tidak akan mengenaliku. Kau tidak perlu terbelalak seperti itu hanya melihat jarum-jarummu habis oleh kelopak mawar merahku. Kau tidak akan mampu mengalahkanku dengan kekuatan rendahmu itu.” Mantan raja Jin tersebut kembali menggerakkan jemarinya untuk mengendalikan kelopak mawar tersebut. “Menusuk urat nadi mengiris selaput kenari.” “Arrgh…” Tong Sampah mengerang kesatikan ketika kelopak bunga tersebut menyerang langsung dan menyelimuti tubuhnya, seperti mengiris seluruh urat dalam tubuhnya. Zein dan Yuda tercengang melihatnya, tidak disangkat kekuatan salah satu petinggi perguruan rajawali itu sangat menakutkan. Sebuah kelopak bunga mawar indah berubah menjadi senjata yang mampu menghancurkan tulang-tulang manusia. “Itu kekuatan apa, Yuda?” tanya Zein hampir tidak percaya ada kekuatan cantik tapi sangat menakutkan. “Entah, kak Avei sangat sangat jarang menggunakan kekuatan itu. Kak Ring tidak mengizinkan dia bersyair, katanya syairnya indah tapi sangat beracun. Aku awalnya tidak tahu, baru kali aku melihatnya, sungguh mengerikan,” balas Yuda, dia juga tidak ada bedanya dengan Zein, tercengang karena kekuatan tersebut. Tong Sampah tidak terima begitu saja ada orang yang menghancurkan kekuatannnya, setelah memulihkan rasa sakitnya, ia pun kembali berdiri tegak. Meski begitu tidak dapat dipungkiri kakinya gemetar. “Sialan! Aku akan membalas semua perbuatan biadapmu!” umpatnya. “Apakah kau sedang mengakui perbuatanmu sendiri? Lihatlah dirimu, seorang perdana mentri terhormat memiliki gelar yang unik. Pertama, kau adalah seorang pencuri kerajaan, kedua kau ingin membunuh anak kecil ketika usia anak itu masih 12 tahun. Apakah itu tidak menunjukkan semua perbuatan biadabmu, oh. Bukankah namamu Tong Sampah? Itu memang sangat pantas dengan kelakuanmu seperti sampah.” Avei tersenyum tanpa dosa seakan dia tidak melakukan perbuatan jahat sedikit pun. Tong Sampah semakin geram, ia pun kembali melancarkan serangannya dan kembali ditangkis oleh Avei. ** GMR VS Ku Ba Ngan. Gesekan dua besi saling berdu hingga menimbulkan suara nyaring, Ku Bangan berusaha mendorong dan mengeluarkan segala kekuatannya, tapi pria didepannya tersebut sangatlah kuat. Bahkan tidak sedikit pun bergeser dari tempat berdirinya. Tenang tapi menakutkan. “Bagaimana, raja iblis? Apakah kau sudah mulai kelelahan?” remeh Genzo, sesungguhnya dia hanya menggunakan sedikit kekuatan untuk melawan raja tersebut, tapi tidak sedikit pun pria itu bisa melawan kecuali hanya sedikit. “Jangan sombong! Aku akan menghancurkan perguruanmu ini.” Ku Bangan berusaha untuk mengerahkan seluruh kekuatannya, sayangnya sudah tidak ada kesempatan karena dengan sekali hentak, Genzo sudah membuatnya terlempar. “Raiton Sora!” Bersamaan dengan itu, sebuah petir dengan kekuatan besar menghantam Ku Bangan membuat pria itu terluka sangat parah hingga tak sadarkan diri. ** Tong Sampah tersentak, ia merasakan ada sesautu yang tidak beres dengan keponakannya,”Ku Bangan,” gumamnya. Dia segera berlari dari pertarungan melawan Avei dan menghampiri keponakan tercintanya, pria itu tercengang ketika melihat keponakan tercinta terluka parah, sekujur tubuhnya penuh dengan luka bakar. Tong Sampah Mendekati Ku Bangan, ia meraih kepala keponakannya dan mencoba untuk membangunkannya,”Ku Bangan, Yang Maulian Raja Ku Bangan. Bangunlah! Kau tidak mungkin kalah bukan?” katanya tak percaya. “Dia belum mati, tapi aku tidak menjamin dalam waktu singkat luka-lukanya bisa sembuh. Itu hukuman ringan untuk manusia angkuh yang mencoba bersikap kurang ajar pada perguruan rajawali. Katakanlah pada Ka Lenan, jika dia berani mengutus anaknya lagi, aku Genzo Millinium Ring. Akan datang sendiri dan membuat perhitungan dengannya.” Pimpinan perguruan rajawali itu membalikkan tubuhnya dan meninggalkan kedua manusia tersebut. Avei mendarat sempurna di depan Tong sampah dan Ku Bangan, mantan raja Jin tersebut menatap kedua manusia itu sinis, meski begitu dia tetap tersenyum sok manis,”aduh-aduh, kalau dasarnya tidak punya kekuatan tidak perlu main terobos tempat orang, jadinya kan gosong.” Tong Sampah menggeram penuh emosi, dia harus menahan amarah untuk saat ini. Priotas uatama sekarang adalah menyemalatkan keponakannya, untuk itu lebih baik segera pergi meninggalkan tempat ini. Ka Lenan tidak perlu tahu, karena raja Xioxing itu sudah memberikan pesan sebelum dirinya dan sang keponakan datang ketempat ini. Tapi keponakannya itu terlalu angkuh dan sombong, berakhir seperti ini. Tong Sampah segera menggendong keponakannya dan membawanya pergi sebelum sang keponakanan tersebut semakin menderita. “Kak Ring, kakak sungguh hebat. Mereka berdua itu sungguh mansia terkutuk, mana ada orang lagi disini baik-baik saja main serang begitu saja. Dipikir ini tenpat sembarangan.” Yuda memberikan komentar ketika sampai di dekat kedua gurunya tersebut. Zein Zulkarnain tidak memberikan komentar apapun, tapi ia merasa sangat puas karena orang-orang yang telah menyusahkan keluarganya tersebut telah mendapatkan hukuman. “Satria, kau harus segera diobati. Lain kali aku tidak ingin ada kecurangan, tidak ada yang namanya pertarungan sukma yang dilukai raganya.” Genzo menyindir Yuda membuat pengeran Kayumas tersebut merengut,”dasar kakek tua sialan! Tidak tahu apa aku sudah hampir kecing di celana karena ketakutan,” batinnya. “Ahahaha…kenapa kau bisa mengumpati gurumu begitu?” Avei tertawa geli, muridnya itu selalu berani mengumpat tapi hanya di dalam hati. Yuda memalingkan wajahny, rasanya sungguh memalukan. Kenapa dirinya harus lupa bahwa di sini ada mantan raja Jin,”diamlah, kak Avei. Aku akan kenak masalah jika sampai kak Ring tahu,” gerutunya. Genzo mendengus sebal, untung muridnya. Kalau tidak sudah pasti dia akan memotong lidah Yuda, berani sekali mengumpatinya meski itu dalam hati. Zein mengangguk, ia pun mengikuti langkah pimpinan perguruan rajawali tersebut, lagi pula lukanya memang harus diobati sebelum kehabisan darah. ** Mahesa merasa lega ketika melihat perguruan rajawali terlihat baik-baik saja, meski sebenarnya dia masih bingung karena seingatnya, asap tadi berasal dari perguruan tersebut. Ia menghampiri seorang murid laki-laki yang sedang membawa ember untuk menanyakan keadaan perguruan ini,”maaf, apakah ada p*********n dalam perguruan ini?” tanyanya. “Iya, tuan. Dua orang dengan nama aneh tiba-tiba muncul dan menyebabkan kekacauan, tapi beruntunglah tidak ada korban jiwa,”jawab murid tadi. “Apakah kau tahu, bagaimana keadaan pangeran Zulkarnain?” tanya Mahesa lagi. Murid tersebut kebingungang, dia sama sekali tidak pernah mendengar ada orang yang bernama Zulkarnain. Mahesa merasa menjadi orang bodoh, tentu saja murid itu tidak tahu karena memang nama Zein di sini menggunakan nama Satria dirgantara mahardika. “Ah, maaf. Maksudku, apakah Satria dirgantara mahardika baik-baik saja?” tanyanya ulang. “Iya, Satria baik-baik saja. Dia hanya terneka luka tusuk akibat kecerobohan Yuda dalam pertandingan sukma, Yuda ketakutan karena melihat wujud sukma lawannya, jadi dia menusuk raga sukma lawan tersebut,” jelas murid tersebut. Mahesa terkejut, ia sangat panik dan khawatir,dia berharap kalau anak angkatnya itu baik-baik saja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD