Episode 10 Satria Tunggal

1322 Words
“Tuan Bupati, apakah anda benar-benar akan pergi ke perguruan rajawali?” seorang pelayan tidak yakin untuk membiarkan majikannya tersebut meninggalkan kerajaan Pemis dan pergi ke perbatasan Bintang Tenggara dan Lintang timur demi untuk mengunjungi anak angkatnya. “Tentu saja, dia sangat penting bagiku. Aku yakin kadipaten ini akan baik-baik saja, lagi pula aku tidak akan lama, aku hanya ingin memastikan bahwa Satria baik-baik saja.” Mahesa mengambil pedang kesayangannya, sudah lama pedang itu tidak digunakannya, rasanya ia masih tidak bisa percaya bahwa dirinya telah meninggalkan Bintang Tenggara 18 tahun lamanya. “Saya akan menemani tuan adipati.” Pengawal tersebut memakaikan jubah bulu pada majikannya. “Tidak perlu, kalau kau juga ikut. Siapa yang akan menjaga kadipaten ini, kalau Yang Mulia raja Sumping berkunjung, rasanya tidak enak hati jika tidak menemukan orang,” balas Bupati Mahesa. Pria itu menganggantikan Yusuf setelah ayahnya meninggal, sekalipun sangat tidak ingin tapi demi melindungi Zein Zulkarnain, apapun akan dilakukan. “Baiklah, saya sudah menyiapkan kuda untuk tuan bupati,” jawab pengawal. “Baik.” Mahesa segera meninggalkan kediamannya dan pergi menuju perguruan rajawali. ** Bintang Tenggara… Ka Le Nan terkejut mendengar laporan dari Ku Ba Ngan dan Tong Sam Pah kalau Zein zulkarnain masih hidup bahkan memilik ilmu bela diri, ia sengaja keluar dari Xioxing menuju kerajaan putranya hanya untuk mendengar sendiri penjelasan tersebut. “Kubangan, ayah tidak yakin kalau anak pertama Ilyas masih hidup, ayah sudah mencari di seluruh penjuru negri tidak ada seorang pun yang dapat menemukannya dalam keadaan hidup. Orang suruhan ayah sudah membunuhnya bahkan membawa jasadnya ke hadapan ayah.” Kalenan tetap tidak percaya dengan keterangan yang diberikan oleh putranya tersebut, karena dia sendiri melihat bagaimana orang suruhannya membunuh bocah 12 tahun tersebut. “Manamungkin, ayah. Aku dan paman Tong sendiri yang melihatnya, aku yakin itu Zein. Rambutnya panjang dan memakai ikat kepala putih, di tengah ikat kepala itu ada lambang perguruan rajawali. Jadi aku yakin, selama ini Zein Zulkarnain disembunyikan oleh pengawalnya itu di perguruan itu,” balas Kubangan menolak dengan tegas pendapat ayahnya tersebut. “Kita harus mengirimkan pasukan ke perbatasan, Yang Mulia. Kita akan memberikan peringatan pada perguruan itu agar menyerahkan Zein atau kalau tidak, dengan terpaksa perguruan tersebut akan kita hancurkan,” sahut Tong Sam Pah. “Sam Pah, apakah kamu pikir Genzo Milinium Ring orang yang mudah untuk diancam? Kekuatannya bahkan lebih dari pada dirimu. Aku lebih suka kalau kamu dan Kubangan datang baik-baik kesana dan meminta Zein, sebisa mungkin jangan buat keributan. Merik si ahli obat dan racun, bisa meracunmu, Avei ahli makanan, kalau kalian membuat keributan, dia akan memberi makanan yang paling beracun. Sedang Genzo sendiri ahli mengendalikan pikiran, jangan sampai pulang-pulang kalian dalam keadaan gila.” Kalenan memberi peringatan pada kedua orang tersebut. “Baik ayah, aku dan paman Tong akan berangkat sekarang juga. Kami sebisa mungkin tidak akan membuat keributan dengan perguruan rajawali.” Kubangan menekuk kedua lututnya di hadapan Kalenan seperti tradisi kerajaan Xioxing. ** Perguruan rajawali Yuda dan Zein berdiri tegak di atas podium, angin membelai surai panjang mereka, menerbangkan hingga surai hitam dan surai putih tersebut seperti menari di udara. Iris kecoklatan dan iris kuning keemasan saling bertatapan, tidak ada kebencian dan dendam semua adalah murni karena pertandingan. Perlahan pengeran Kayumas tersebut menutup kedua matanya bersiap untuk mengeluarkan sukmanya. Sedang Zein tidak sedikit pun ada niat menutup mata, tatapannya tertuju pada pintu gerbang pada arah kerajaan peninggalan ayahnya. Genzo Millinium Ring tersenyum tipis, mungkin orang tidak akan sadar kalau pria itu sudah mengeluarkan sukmanya dari tadi, meski tidak sepenuhnya tapi itu cukup membuat orang tercengang dibuatnya. Setelah kedua peserta mengeluarkan sukma masing-masing, Ryu Kisima terbang ke udara, dia menggunakan kekuatan khusus untuk memperlihat sukma kedua peserta tersebut hingga bukan hanya ketiga petinggi saja yang menyaksikan pertarungan di alam sukma tersebut. Yuda tercengang melihat sosok lawan tarungnya, seorang pria mengenakan jubah emas berkibar dengan mahkota keemasan berbentuk bulan bintang dan alif di tengahnya, pria tersebut menggenggam pedang panjang di tangannya. “Ka-kamu siapa? Di mana Satria?” tanyanya heran. Seluruh orang yang menyaksikan wujud sukma itu pun tercengang, baru kali ini mereka melihat wujud sukma begitu menakjubkan, gagah perkasa laksana seorang kesatria. “Gen, aku tidak menyangka, Satria memiliki sukma seperti ini,” komentar Merik. “Dia adalah salah satu kestria langit, apa yang kau ragukan,” balas Genzo, matanya terus menatap kagum sosok sukma tersebut. “Aku baru kali ini melihat ada sosok serupawan ini,” timpal Avei. Genzo tersenyum, itulah sosok manusia pilihan yang harus dilindungi sebelum bisa melindungi. “Yuda, apa yang kau cari? Aku adalah Zein Zulkarnain, kesatria yang akan menumpas kejahatan di muka bumi ini. Lawan mu adalah aku, kamu tidak perlu bingung lagi.” Zein tersenyum iblis menatap lawan tandingnya. “Tidak mungkin! Lawanku adalah Satria, bukan Zein. Jangan-jangan kamu penyusup,” tuduh Yuda, dia tidak percaya kalau ada sosok sukma sangat menakutkan laksana dewa perang di depannya. “Ahahahaha…Yuda, sahabatku. Bagaimana mungkin kamu bisa tidak mengenaliku? Dalam raga ini, ada tujuh sukma, aku rasa lain kali saja aku menjelaskannya.” Zein tertawa geli melihat sahabatnya, pria itu langsung tidak mengenali dirinya ketika dia telah mengeluarkan salah satu wujud sukmanya. “Kau serius?” tanya Yuda memastikan. Zein mengangguk, ia tersenyum ramah agar sahabatnya itu tidak bingung lagi. Pangeran Kayumas pun yakin, ia mulai memasang kuda-kuda dan melompat untuk menyerang sukma Satria Tunggal itulah nama wujud sukma kesatria Zein Zulkarnain. Zein menangkis serangan pedang dari Yuda dengan pedangnya, kekuatan mereka sebenarnya tidak imbang, tapi karena tubuh putra mahkota Bintang Tenggara itu tidak fit maka kekuatan mereka hanya berselisih sedikit. “Sungguh kekuatan yang sangat besar.” Su k*****t sangat kagum melihat kekuatan Zein, pria itu tidak sedikit pun mengeluarkan keringat. “Iya, itu benar. Ternyata wujud sukma Satria Tunggal sangat bersinar dan rupawan, aku jadi jatuh cinta juga padanya,” timpal Gem Paran. “Sudah deh, kalian berdua itu tidak akan pernah bisa mendapatkan dia. Aku yakin, dia tidak akan tertarik dengan manusia-manusia aneh seperti kalian berdua,” remeh San Dalan. “Lan-lan, kamu jangan begitu dong. Satria Tunggal masih singgle, itu artinya kita berhak untuk berjuang mendapatkannya. Aku jadi ingin mencoba kemampuannya,” balas Su k*****t. “Kemampuan apa?” tanya Gem Paran. “Kemampuan di atas ranjang,” jawab Su k*****t. Gem Paran dan San Dalan sweedrop mendengarnya, baru kali ini ada seorang tuan putri pikirannya sangat kotor dan tidak masuk akal, yang dipikirkan hanya tempat tidur. ** Yuda mengeluarkan jurus 1000 jarum emas dan melemparkan semuanya pada lawan tandingnya. “Raiton Sora…!!!” Teriak Zein mengeluarkan jurus petir langit miliknya. “Tidak.” Genzo Millinium Ring ingin menghentikan Zein untuk mengeluarkan jurus petir tersebut, jurus itu sangat membutuhkan energi cukup besar hingga bisa mengeluarkan sebuah petir berkekuatan besar dan tubuh terluka tidak akan mampu untuk menahannya. Zein Zulkarnain memuntahkan darah dari mulutnya ketika sukma yang bernama Satria tunggal menggunakan jurus Raiton sora, ia menyentuh d**a yang terasa nyeri. Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa hanya mengeluarkan sebuah jurus petir saja tubuhnya tidak akan sanggup, apakah ini kekuatan dari sukma tersebut? Sedang tubuh dalam keadaan tidak fit. Satria Tunggal mengarahkan petir langit itu untuk menahan serangan 1000 jarum emas bahkan memberikan serangan balasan pada pemiliknya,”gunakanlah jurus lebih menantang lagi, jurus jarum emasmu tidak akan mampu menahan seranganku.” Tubuh Yuda sudah berkeringat karena sukmanya terluka akibat serangan raiton sora dari Satria Tunggal,” jangan sombong!” balasnya tidak terima. Pangeran Kayumas tersebut tidak terima diremehkan seperti itu, ia tidak mampu melihat tubuh sahabatnya, karena dihadapannya yang terlihat hanyalah wujud Satria Tunggal. Genzo Millinium Ring terus memperhatikan pertarungan tersebut, sekaligus menerawang kedalam tubuh Zein. Kalau tubuh tersebut sudah tak mampu untuk menahan kekuatan sukma Satria Tunggal, maka sebaiknya pertarungan ini segera dihentikan. Tidak masalah kalau kalah di babak pertama penyisihan karena masih ada putaran selanjutnya. Apakah Zein sanggup menahan kekuatan Satria Tunggal? Note: Satria Tunggal adalah salah satu wujud sukma dari Zein Zulkarnain dan masih ada 6 wujud lagi sebelum dia mampu mengambil kembali kerajaan Bintang Tenggara, baca terus kelanjutan kisah ini. Terimakasih…
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD