BAB : 22

1026 Words

Sampai di luar restoran, barulah ia keluarkan rasa sakit hatinya itu lewat air mata. Sungguh, ia tak ingin seperti ini. Tapi, perasaannya pada Angga benar-benar sudah kelewat batas. Hanya saja ia hanya manusia biasa yang juga punya perasaan. Ia berjalan meninggalkan area restoran dengan wajah murung. Tiba-tiba di saat sedang berjalan, sebuah mobil berhenti di dekatnya. Membuat langkahnya terhenti. Awalnya ia berpikir kalau ada penumpang yang akan turun dari kendaraan itu. Ya memang, seseorang turun, tapi anehnya malah menghampirinya. "Maaf, dengan Mbak Nessa?" tanya laki-laki paruh baya itu. "Eh, iya, itu saya. Kenapa, ya, Pak?" Bingung Nessa. "Bapak Anggara meminta saya untuk mengantarkan Mbak pulang," jelasnya sambil membukakan pintu mobil. Nessa tak langsung menuruti perkataan laki

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD