ALICE "Nathan, Alice." Panggil sebuah suara ketika kami berdua baru saja masuk kembali ke dalam ballroom. Lelaki itu berjalan mendekat. Teman Nathan. Orang ketiga yang Nathan perkenalkan padaku. Namanya...siapa? Ugh, penyakit lama kambuh lagi. Pikirku. "W...w...wee..." gumamku pelan, berusaha mengingat nama teman Nathan itu. "Wandy." Kata Nathan. "Masa udah lupa." Nathan memang sudah tidak merangkulku di pinggang. Tapi kini tangan kirinya malah bertengger di pundakku karena perubahan tinggiku, tentu saja. Wandy, wandy, wandy. Temen Nathan yang tinggi berotot. Aku berusaha mengingatnya dalam hati. "Udah baikan?" tanya Wandy, kalau tadi dia kelihatan tinggi, sekarang dia malah menjulang dihadapanku. "Dengar-dengar tadi lo gak enak badan." "Udah." Jawabku, setengah mendongak. "Eh, N