“Maafkan saya,” Rio membungkuk, menarik nafas panjang lalu memberanikan diri menatap Thomas. “Jadi menurut kamu, anak kandung saya masih hidup?” Rio mengangguk, dan dengan cepat Thomas berdiri dan memeluk Rio. “Terimakasih. Terimakasih kamu sudah menjaga anak saya selama ini.” Thomas menepuk punggung Rio dan kembali duduk di kursinya. “Saya tidak akan menyalahkan kamu, justru saya ingin mengucapkan terimakasih. Mungkin kalau dahulu kamu tidak menukar bayi itu. Anak kandung saya juga pasti akan mati. Ditangan ayah saya sendiri!” Thomas akhirnya tak kuasa untuk tak meneteskan airmatanya. “Ba..bagaimana bisa seorang kakek membunuh cucunya?” “Dia memang anak saya, tapi dia bukan cucu lelaki arogant itu. Sebelumnya bolehkah saya bertemu Kinara? Apakah dia ikut kesini?” Thomas menge