menangis di hadapannya
Aku suny. Aku masuk kuliah jalur undangan. Itu jalur masuk perguruan tinggi karena ketika di SMA dapat ranking 10 besar. Wajahku standar saja. menurutku. Karena, yang lebih cantik banyak. Satu2nya yang membuatku di kenal di kelas ini adalah karena nilaiku yang tertinggi, paling rajin dan paling vokal. Hanya kebetulan saja aku bisa menjawab lalu di daulat menjadi yang paling pintar.
Hingga suatu hari, aku tidak masuk kuliah sampai dua minggu. Aku malas. dan diam saja di kost. karena dua minggu malas2an kuliah ahirnya aku bosan. Setiba di kampus, si dosen kemahasiswaan memanggilku yang ternyata adalah pak Erza.
Dia, bertanya kenapa aku tiba2 tidak pernah masuk kuliah dan apa masalahnya. Sebenarnya, malas untuk cerita kenapa aku malas kuliah ahir-ahir ini. Tapi entah kenapa, aku merasa nyaman untuk mengekuarkan uneg-uneg bahkan menangis di hadapannya.
"bapak nikah lagi, dan memutuskan untuk angkat tangan untuk biaya kuliahku. Padahal aku baru semester 1. Jadi aku tak punya harapan untuk melanjutkan kuliahku"ucapku menangis sesenggukan.
Sebenarnya, aku juga heran..kenapa aku harus menangis di hadapannya. outus kuliah hal yang biasa. Toh sebenarnya, bapakku juga tidak pernah perduli dengan sekolahku sejak SMA. Masuk perguruan tinggipun aku melangkag sendirian tanpa bantuan finansial dari bapak.
entahlah. aku juga heran, kenapa kali ini aku mempermasalahkan hal itu dan menagis di hadapan dosen itu. Bahkan di depan pacarku aku tidak pernah seperti ini. Didepan pacarku, aku tidak pernah memperlihatkan kelemahanku dan aku tak mau memperlihatkan kekuranganku. Tapi di depan dosen ini.