BAB 22 Sebuah Perasaan

1086 Words

Liana berdiri di ujung lorong, matanya terpaku pada sosok Chord yang entah muncul dari mana. Dengan langkah pelan, dia menghampiri Chord dan berdiri tepat di depannya. "Chord." panggilnya lembut, matanya sedikit ragu. Chord menoleh, menatap Liana dengan sorot mata tenang. "Ada yang Anda butuhkan, Luna?" tanyanya. Liana mengangguk. "Apa kau tahu di mana Alphard? Aku sudah mencarinya ke mana-mana, tapi tidak menemukannya. Apakah kau sempat bertemu dengan suamiku?" tanyanya, sedikit gelisah. Wajah Liana menunjukkan rasa khawatir yang dalam, dan dia berharap Chord bisa membantunya. Namun, pria itu hanya tersenyum, senyum yang membuat Liana merasa sedikit kikuk. "Sepertinya kau selalu kehilangan Tuan Alpha, Luna." ucap Chord ringan. Liana menghela napas pelan. "Dia sudah pergi ketika aku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD