Di sebuah ruangan yang dipenuhi ketenangan, seorang wanita duduk di tepi selimut besar dengan sendu. Liana, wanita itu menatap sosok pria tampan yang terbaring lelap di atas kasur mewah. Pria itu, suaminya, Alphard, masih terjebak dalam panjangnya tidur, mengenakan jubah putih yang hampir menyatu dengan seprei tempat tidurnya. Dengan perasaan yang teraduk-aduk, Liana menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hati yang terus-menerus memenuhi kerinduan dan kesedihan. “Kapan kau akan kembali, suamiku? Kapan kau akan bangun, sepertinya kau suka sekali tidur, hmm.” bisiknya pelan, suaranya nyaris tak terdengar di ruangan sunyi itu. "Apakah di sana, di dalam mimpimu, kau telah menemukan wanita yang lebih cantik dariku? Jika iya, aku sangat marah... Bangunlah... lihatlah aku, sudah tujuh