Meyka menunduk sambil menatap lantai apartemen Rado yang terdapat bintik-bintik debu. "Nggak mau panggil tukang bersih-bersih?" "Kotor banget, ya?" tanya Rado sambil menatap lantai. "Gue sapu kok. Kalau inget." "Jangan gitu. Kan, buat kesehatan lo juga, Kak." "Iya, sih!" Rado berdiri dan mengambil sepotong pizza lagi. "Sorry atas waktu itu." "Nggak mau bahas itu," ujar Meyka. "Sorry juga atas tingkah kekanak-kanakan gue." "Lo berhak marah, Ka." Meyka menatap Rado penuh harap. Mungkinkah lelaki itu akan bercerita apa yang terjadi? Tetapi, melihat Rado yang makan dengan santai sepertinya lelaki itu tidak ada niat untuk bercerita. Meyka lalu menatap ke pintu balkon yang terbuka. "Kemarin gue ke apartemen, tapi lo belum dateng." ujar Rado. "Iya. Ada sesuatu yang harus gue urus." "Oh,