Pukul sembilan malam, Meyka dan Rado memutuskan pulang dari rumah sakit. Prima tentu masih setia menemani. Meyka mencoba membujuk Prima agar istirahat di apartemen, sementara dia menjaga Merlin. Tetapi, lelaki itu tidak mau. Tin... Tin.... Meyka melirik ke arah kemudi lalu kembali menatap depan. Kondisi jalan cukup lenggang, tetapi Rado mengemudi dengan kecepatan rendah. "Bisa agak cepet nggak, Kak?" "Buru-buru banget, emang mau ke mana?" "Biar cepet sampailah." "Santai ajalah," jawab Rado sambil mengemudi dengan satu tangan. Tiba-tiba Meyka ingat pembicaraan tadi sore. Dia memperhatikan Rado yang kembali terlihat santai. Berbeda dengan beberapa saat yang lalu yang agak canggung. Terlebih, selalu menghindari tatapan Prima. "Besok restoran Pak Hamdan buka," ujar Rado. "Besok lo sibuk