“Uuugghhhh,,,,eeeengghhhsss,,,” napas Andini terasa begitu sesak, braaa basah yang baru dikenakannya seakan tidak memiliki arti. Puttingnya yang seketika mengeras dapat dengan jelas merasakan tekstrur kasar dari telapak tangan Rangga.
“Maaasss,,, jaaangaaaaan,,,,”
Tapi Rangga memakai jurus budeg, dan terus melanjutkan aksinya. Tangannya begitu gemes dengan payyudara mungil Andini, meremas dan terus meremas dengan lembut.
“Ooowwwhh,,, ternyata benar dugaanku, payyudaramu sangat kencang,,, apa kamu meinginzinkan bila aku sedikit berkenalan dengan payyudaramu ini,,”
“kaauu,, sudah melakukannyaaa,, apa lagiii,, suddaaahh masss,,, Aaaawwwhsss,,,” Andini terpekik saat putting mungilnya dijepit, ditarik, dan dipelintir dengan lembut.
“Maasss,,, jangan yang ituuu,, jaaaang,,, Aaaa
