Your Wife 24

745 Words
“Pelan-pelan aja Den, lagian pasangannya masih betah ditindih bapak tuh,” Rangga tertawa, ternyata wanita berwajah pedesaan ini bisa juga bercanda. (Sumpah,,, jangan percaya dengan ramuan Lik Marni, karena Ane sendiri belum pernah nyicipin tu jamu, Cuma terlintas diotak m***m khasiat Kuda Sumbawa, So,, berhubung lokasi lagi di pantai ya akhirnya ane ganti dengan kuda laut)   “Berarti giliran saya masih lama dong?” ucap Rangga setelah menghabiskan jamunya. Lik Marni hanya tertawa lalu kembali meneruskan membilas beberapa piring yang masih kotor.   “Kalo ngetem disini dulu boleh?” bisik Rangga sambil memeluk Lik Marni dari belakang, tangannya langsung menuju selangkanngan yang dibalut kain jarik. Lik Marni hanya tertawa, rupanya wanita muda itu memang telah menduga apa yang akan dilakukan oleh tamunya. Tapi jantungnya langsung berdegub kencang ketika teringat pennis Rangga yang terlalu besar.   Memorynya langsung mengingatkan dirinya pada sosok pak Nathan lelaki India yang secara terang-terangan meminta kepada Mang Onoy untuk menemaninya dikamar selama menginap di Vila itu.   Dimata Lik Marni, Pak Nathan betul-betul seorang petarung seks sejati yang memiliki pennis begitu besar dan mampu menggasak kemalluannya semalam suntuk. Melihat tidak ada penolakan, tangan Rangga segera menyelusup masuk kedalam kebaya sementara tangan lainnya berusaha mengurai puntelan jarik yang cukup panjang. “Weeeww,, koq bisa sih Mang Onoy ngedapetin body sebagus ini.” Ucap Rangga setelah berhasil menjatuhkan kain jarik itu ke lantai.   “eegghhh, saya dijodohin Den, eenghh,,” Lik Marni mulai mendesah saat merasakan sebuah batang mulai menyelinap di antara paha montoknya, perlahan cairan vaggina mulai membasahi batang yang sesekali menusuk klirotisnya.   “Den,,Adeeen,,”   “Ada apa Lik, takut ketahuan Mang Onoy,” ucap Rangga sambil meremasi payyudara dari balik kebaya, dengan pakaian atas yang tetap lengkap memberikan gairrah tersendiri baginya.   “Bukaaan, saya boleh minta cium Aden?” Rangga tergelak, tak perlu diminta dua kali bibirnya langsung menyambar bibir basah Lik Marni.   “Eemmhhh,,, uummhh,,”   Ternyata wanita ini buas juga, lidah Rangga yang terjulur disedoti oleh bibir Lik Marni. Bagi wanita yang tinggal di pesisir yang sepi terpisah dari keramaian ini, sangat jarang mendapati para lelaki tampan, rupanya dirinya telah lama bosan, tiap hari hanya memelototi wajah Mang Onoy yang penuh bopeng akibat cacar air.   Dan kini tubuhnya tengah dipeluk oleh seorang lelaki tampan yang biasa hanya muncul di televisi, meminta pelayanan dari tubuhnya, maka tak ada alasan bagi Lik Marni untuk menolak, masalah apakah nantinya Mang Onoy akan marah melihat istrinya digagahi tanpa seijinnya itu urusan belakangan. Dengan sigap tangannya menggenggam batang Rangga dan mengarahkan keliang kemalluannya, seakan takut Rangga berubah pikiran.   “Uuugghhh,,, Deeenn,,” Batang yang terlalu besar membuat vagginanya sedikit nyeri, tapi Rangga lebih cekatan memiting pinggul wanita muda itu dan terus memaksa masuk. “Deenn,, tunggu dulu deen,,” Mata Lik Marni mendelik dengan air mata menahan perih, kepalanya coba menunduk ingin melihat batang yang tengah berusaha membelah tubuhnya.   Benar saja, pennis lelaki ini terlalu besar, lebih besar dari milik Pak Nathan yang dikiranya merupakan ukuran maksimal dari pennis lelaki.“Aaahhh,,, nyonyaaa,,, iseepp dong,,,” tiba-tiba terdengar suara Mang Onoy yang meloncat kewajah Aira, namun ibu muda itu terlalu jijik dengan pennis Mang Onoy dan menutup mulutnya dengan rapat, akibatnya cairan itu menghambur kewajah cantiknya.   “Uuuugghhh,,, Deenn,” Lik Marni sepertinya tak ingin kalah dengan aksi suaminya.   “coba teruuss deen,,,masukiiinn,, pasti bisa koq” tubuhnya membungkuk agar batang Rangga lebih mudah menerobos kemalluan yang sehari-hari hanya menyantap batang dengan ukuran standar.   Lik Marni terlonjak saat Rangga tiba-tiba melesakkan pennisnya dengan kuat. Tanpa menunggu dirinya bersiap-siap untuk menerima serangan selanjutnya Rangga sudah kembali menghentak dengan keras.   Entah kenapa Rangga sangat menikmati wajah Lik Marni yang begitu tersiksa tapi pada saat yang bersamaan juga menikmati perlakuan kasarnya.   “Adeeenn,,, batang gede kayaaa giniii emang divagiinnaa sayaa tempatnyaaa,,” Lik Marni menggoda Rangga dengan menggoyang-goyangkan panttatnya yang besar. Setelah beberapakali batang itu keluar masuk, akhirnya Lik Marni dapat merasakan batapa nikmatnya kejantanan milik lelaki berparas ganteng itu.   “Deenn,, kalo saya ketagihaaan gimaanaa,,,” bibir wanita berwajah oval itu mulai meracau akibat ekstasi yang disuguhkan kejantanan Rangga disaluran kencingnya.   “Tenang saja Lik,, teman-teman saya yang menginap disini ukuran batangnya juga besar-besar koq,” bisik Rangga yang tengah berusaha mengenali kekenyalan panttat besar Lik Marni sambil menggerak-gerakkan batangnya kekiri dan kanan.   “Kalo Lik Marni mau nyicipin batang mereka satu-satu bisa koq, atau kalau Lik Marni pengen dikeroyok, mereka juga siap koq,” goda Rangga yang begitu menikmati mimik wajah Lik Marni yang merem melek dengan bibir terbuka lebar membentuk huruf O. *** Bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD