“Sayang … kok kamu melamun?” sebuah suara mengejutkan Mira yang entah sudah berapa lama duduk di kursi ruang makan itu dan mengingat semua kejadian silam. “He-Hendra. Kamu udah siap mandinya?” tanya Mira tanpa menjawab pertanyaan Hendra untuknya. “Udah. Kamu lagi mikirin apa? Ucapan Mama sama Papa kamu tadi? Udah, nggak usah diambil hati, ya. Namanya juga orang tua dan kita do’a kan aja semoga secepatnya mereka bisa merestui pernikahan kita ini,” ucap Hendra dengan sangat bijak. Kemudian, Hendra mengecup puncak kepala Mira dengan lembut dan penuh kasih. Hati Mira sangat berdebar mendapat kecupan itu, karena itu adalah kecupan romantic pertama yang Hendra berikan sejak ia pulang dari Kalimantan. Mira merasa perasaannya sedikit berbeda dari yang dulu ia rasakan pada Hendra. Bahkan, Mira t