Kiran seketika tersadar, jantungnya berdegup dengan cepat, ia lalu menarik tangannya. Dia tidak mau kalau kejadian tadi terulang kembali, ia buru-buru pindah ke samping Karan membuat cowok itu tersenyum di matanya. Kiran kemudian menunjukkan soal yang di rasanya tidak bisa ia kerjakan. Mata cowok itu lalu terpusat pada soal-soal tersebut, Karan mengambil pensil lalu mulai sibuk dengan rumus-rumus yang ia tahu. “Coba elo kerjain soal ini, pakai rumus yang gue tulis." Sahut Karan sambil menyodorkan buku catatan Kiran ke hadapan cewek itu. Kiran dengan patuh mulai mencobanya, setiap gerak-gerik Kiran tak luput dari pandangan Karan. Sampai Kiran telah selesai mencoba mengerjakan soal dengan rumus Karan, cowok itu masih memperhatikannya dengan pandangan datar. Kiran tersenyum begitu lebar,