NAMANYA Laras. Gadis cantik dan imut yang belakangan ini, mungkin sudah dua minggu—persis selama Vean dan Rezel yang sedang puasa bicara. Laras selalu menemani kehancuran yang Vean rasakan. Pertama kali bertemu dengan Laras, Vean berada di meja bundar tempat umum bernama kafe. Vean seringkali suntuk, bingung harus melakukan kegiatan apa, yang setidaknya membuat dirinya lupa akan segala masalahnya. Jadi, kafe menjadi pilihan yang menurutnya bagus untuk merenung. Laras hadir dengan senyuman yang terlukis dengan indah di kedua sudut bibirnya, mendekati Vean yang sibuk melamun. Tentu, kehadiran gadis itu membuat Vean tersentak dan menyerngitkan dahi. Bingung, karena gadis dengan kacamata bulat diwajahnya serta rambut yang di kepang sama sekali tidak Vean kenali, dia tiba-tiba hadir begi
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books