Bab 11. Bisa Berjalan

1438 Words
Happy Reading Atmaja baru saja pulang dan bersamaan dengan mobil istrinya masuk ke dalam gerbang rumahnya. Pria paruh baya yang masih terlihat gagah itu menghampiri mobil sang istri. Dia melihat Valeria dan Khanza keluar dari dalam. "Loh, dari mana?" tanya Atmaja kepada istri dan menantunya. "Baru pulang dari jalan-jalan, terus mampir ke salon langganan, Pa. Kita butuh massage karena pegal-pegal semuanya nih, iya kan Khanza?" ujar sang ibu mertua, Khanza langsung mengangguk. "Iya, Pa." "Kok tumben sudah pulang, Pa?" tanya Valeria pada suaminya. Kini ketiganya berjalan masuk ke dalam rumah. Atmaja merangkul bahu sang istri. "Iya, tadi Papa baru meeting di daerah sini, karena sudah waktunya pulang ya sekalian Papa pulang, lagian hari ini kerjaan Papa sudah beres," jawab Atmaja. Terdengar suara deru mobil yang begitu dikenali oleh Khanza dan kedua mertuanya. Itu adalah suara mobil Kendrick. Itu artinya Kendrick sudah selesai dengan sesi terapinya hari ini. "Loh, itu mobil Kendrick, baru pulang juga?" tanya Atmaja "Iya Pa, hari ini terapi mas Ken sedikit lama dari biasanya," jawab Khanza tersenyum. "Assalamualaikum!" Terdengar suara salam saat pintu utama terbuka. "Wa'alaikumsalam," jawab mereka serempak sambil melihat Kendrick yang masuk rumah sambil di dorong Umar. "Mas." Khanza akan berjalan mendekati Kendrick, tetapi pria itu menyuruh istrinya berhenti. "Jangan kemari Khanza, biar mas yang mendatangimu," perintah pria itu. Kendrick tiba-tiba mengangkat tubuhnya untuk berdiri. Khanza terkejut saat melihat Kendrick berdiri dari kursi rodanya. Bahkan Kendrick berdiri tanpa tongkat dan hal langsung membuat Khanza akan mendekat tapi di cegah oleh suaminya itu. "Tunggu mas di sana, ya? Percayalah," ujar Kendrick perlahan mengangkat kaki kanannya terlebih dahulu, kemudian kaki kirinya. Tentu saja hal itu langsung membuat Mama Valeria menjerit. "Mas!" Khanza mematung, apakah suaminya benar-benar sudah bisa berjalan normal tanpa bantuan tongkat. "Ya Allah, Kendrick! Nak, Mama nggak percaya dengan apa yang Mama lihat!" Valeria menangis di pelukan suaminya. Atmaja juga sangat terharu melihat kondisi putranya yang kini berangsur membaik bahkan sudah bisa berjalan normal. "Kejutan! Ini hadiah untuk Mama di hari ulang tahun Mama besok, ini juga hadiah untuk Papa karena selalu sabar menghadapi Kendrick dan ini juga hadiah untuk Istriku yang selalu memberikan support dan juga perhatian yang besar untukku!" Kendrick menyuruh Mama dan Papanya juga berdiam di tempat. Pria itu berjalan tertatih menuju sang istri yang sudah menangis haru. "Khanza, sekarang mas sudah bisa berjalan. Mas yang akan mendatangi kamu, mas yang akan lari ke arah kamu, mas sudah bisa membahagiakan kamu dan tentu saja semuanya berkat kamu, istriku!" Kendrick sudah sampai di depan sang istri dan Khanza langsung memeluk suaminya. "Mas, ya Allah,, terima kasih!" khanza mengeratkan pelukannya, sungguh air matanya tidak bisa berhenti mengalir saking bahagianya. "Mas yang seharusnya berterima kasih padamu, sayang!" Khanza jadi malu dipanggil sayang oleh Kendrick meskipun sekarang kata-kata itu sudah tidak terlalu asing di telinganya. "Selamat ya nak, akhirnya kamu sembuh!" ujar sang papa. "Terima kasih juga Khanza karena kamu bisa sabar menghadapi putra Papa ini." "Sama-sama, Pa. Khanza juga berterima kasih kepada Papa dan Mama yang juga selalu memberikan support sama Khanza, sehingga Khanza bisa menjadi lebih sabar," ujar Khanza yang masih berada di pelukan suaminya. Dia tidak malu melakukan ini karena kebahagiaan yang dia rasakan sungguh luar biasa. Atmaja dan Valeria juga ikut merasa haru dan bersyukur karena Kendrick mendapatkan istri yang tepat dan bisa membuat putranya semangat kembali. *** Kendrick menatap pria di depannya ini dengan seksama, Ari tengah menjelaskan apa saja yang telah dia selidiki mengenai Khanza dan keluarganya. Sebenarnya Kendrick yakin jika Khanza adalah gadis yang baik dan bukan orang gila harta seperti wanita-wanita lain di luar sana. Dia hanya ingin tahu kehidupan Khanza dahulu hingga dia menjadi istrinya. Ternyata Ari menjelaskan jika kehidupan Khanza tidak sama seperti yang dibayangkan. Wanita itu tidak tahu jika selama ini dia di manfaatkan oleh Paman dan Bibinya termasuk harta kekayaan yang tidak diketahui oleh istrinya itu. Kendrick kini tahu motif kedua orang yang mengasuh Khanza sejak di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan akhirnya berakhir di tempat mewah ini, bukan hanya untuk penebus hutang tapi juga karena kedua orang itu ingin menguasai satu tempat yang ada di Bali yang masih atas nama Khanza sendiri. "Sebenarnya nyonya muda bukan hanya dijadikan sebagai jaminan hutang pamannya terhadap Tuan besar, dan harta nyonya Khanza peninggalan orang tuanya juga di habiskan oleh mereka, mereka berniat menjual Villa di Bali, namun sampai saat ini belum bisa karena prosedur di sana cukup sulit. Mereka harus mendapatkan tanda tangan Khanza sendiri beserta kehadiran pemilik sah nya, padahal selama ini nyonya Khanza tidak pernah tahu jika , seluruh kekayaan yang di habiskan oleh paman dan Bibinya itu adalah hartanya," ujar Ari menjelaskan. "Dua orang b******k itu, mereka harus mendapatkan pelajaran!" ujar Kendrick mengepalkan kedua tangannya. Sebenarnya Kendrick juga tahu jika Khanza adalah istri yang dijadikan pengganti hanyalah untuk menebus hutang, tetapi dia tidak tahu jika Paman dan Bibi Khanza selama ini hanya memanfaatkan kekayaan Khanza dan berfoya-foya menghabiskannya. Bahkan akan menghabiskan segala harta yang Khanza punya. "Ari, kamu urus kedua orang itu, aku akan bicara dengan istriku tentang semua hal itu," ujar Kendrick. Ari mengangguk mengerti. *** Khanza begitu bahagia melihat kondisi sang suami yang sudah bisa berjalan normal kembali, ternyata usahanya selama ini tidak sia-sia. Khanza yang terlihat cuek dan tidak terpengaruh dengan sikap Kendrick di awal-awal pernikahan, membuat Kendrick sadar jika istrinya itu adalah wanita yang memiliki semangat dan perjuangan yang keras. "Gimana mas? Pasti seneng 'kan bisa sembuh, dulu-dulu aja sok-sokan nggak mau terapi dan diobati," ujar Khanza mengejek suaminya. Kendrick terkekeh mendengar ucapan sang istri yang selalu mencibirnya. Khanza membereskan baju-baju yang baru saja di setrika oleh Bibik dan memasukkannya ke dalam lemari. Semenjak menikah, segala keperluan Kendrick Khanza lah yang mengurusi. Khanza juga mengurus dirinya sendiri. Misalkan baju-baju milik Kendrick dan miliknya akan Khanza tata sendiri di dalam lemari. Khanza memang tidak membatasi para pelayan masuk ke kamar mereka. Karena sejak dulu sudah ada petugas yang di beri tanggung jawab untuk membersikan kamar Kendrick. Ini hari kedua Kendrick berjalan tanpa tongkatnya. Rencananya akhir pekan ini keluarga Atmaja akan mengadakan syukuran "Khanza, sini deh," ujar Kendrick menarik Khanza yang sejak tadi berdiri untuk duduk. Karena tarikannya begitu kuat membuat Khanza terjatuh di pangkuan suaminya. "Eh, Mas!!" Pekik Khanza. Reflek tangannya menyentuh d**a dan leher suaminya. Tatapan mata mereka saling bertemu. Khanza merasa jantungnya akan lompat, apalagi dengan jarak sedekat ini, dia bisa melihat kontur wajah Kendrick dengan sangat jelas. Wajah itu tampan dengan garis keturunan bule dari sang Mama, alis tebal, hidung mancung dan bibir tipis yang merah. Ada bulu-bulu halus di sekitar rahang, sepertinya Kendrick belum lama mencukur karena beberapa bulan bulu itu sedikit tebal. Allah, Khanza benar-benar jatuh hati kepada suaminya ini. "Jadilah milikku seutuhnya mas, hari dan tubuh ini hanya milikku, apakah bisa?" batin Khanza. Kendrick juga semakin perhatian dengan Khanza dan hal itu membuat Khanza merasa begitu bahagia. Meluluhkan hati suaminya memang tidak mudah, tetapi kalau kita berusaha dengan keras dan sabar pasti akan ada hasilnya. "Kamu cantik," ujar Kendrick membuat Khanza tersipu. "Ihh, sekarang mas Ken pintar gombal ya!" Khanza memukul bahu Kendrick dan menyembunyikan wajahnya di d**a bidang sang suami. Kendrick terkekeh, dia merasa Khanza itu wanita luar biasa. Khanza selalu sabar menghadapinya yang sering marah-marah karena emosinya tidak stabil. Kendrick juga sudah mengetahui asal-usul Khanza yang ternyata selama ini hanya di manfaatkan oleh paman dan bibinya saja. Paman dan Bibi Khanza telah menghabiskan harta warisan peninggalan ayahnya, sampai mereka menggunakan Khanza sebagai jaminan hutang agar mau menikah dengan Kendrick. "Aku ingin mengatakan sebuah rahasia besar padamu, Khanza. Tapi janji jangan menyela ataupun menghentikan," ujar Kendrick. Khanza masih menatap suaminya yang memandangnya dengan tatapan dalam. "Kenapa aku deg-degan ya mas, jangan bilang mas akan bicara yang tidak-tidak!" jawab Khanza Deng perasaan yang tidak enak. Kendrick tersenyum kembali. Dia gemas melihat sang istri, bola matanya nampak gelisah dan raut wajahnya ketakutan. "Aku hanya ingin menceritakan tentang keluargamu, kecelakaan itu dan juga harta warisan yang ditinggalkan oleh kedua orang tuamu," jawab Kendrick membuat khanza sedikit terkejut dengan apa yang diceritakan oleh suaminya. "Maksudnya apa, Mas?" Akhirnya Kendrick menceritakan semuanya, tentang Iqbal dah Asma yang menghabiskan dan menjual semua hartanya. "Jadi, itu semua bukan milik Paman dan Bibi?" Kendrick menggeleng. "Jadi itu semua milik ku?" "Iya, kamu hanya dimanfaatkan oleh mereka," jawab Kendrick membuat tangis Khanza pecah. Dia merasa sangat bodoh karena tidak tahu apa-apa dan setahunya selama dia sudah di asuh oleh Paman dan Bibinya yang sangat baik, mau membiayai sekolahnya dan mau mengurusinya sejak kecil. "Mas, tolong bantu aku untuk mencari keadilan," ujar Khanza. "Tentu saja, aku pasti akan membantumu," jawab Kendrick mengelus pipi Khanza dan kemudian mencium kedua mata Khanza yang masih basah. Dia berjanji akan mengembalikan semua hak milik Khanza yang telah dijual oleh Iqbal dan juga Asma. Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD