Bab 8. Menahan Perasaan Hati

1115 Words
Happy Reading. Beberapa waktu sebelumnya. Hari itu Khanza membuatkan Kendrick sop buah, dia ingat pesan dari dokter untuk membuatkan berbagai jenis makanan sehat untuk Kendrick agar bisa membantu pemulihan otot-otot kakinya. Dokter Hilmi mengatakan jika Kendrick rutin ikut terapi dan mengkonsumsi obat serta makanan yang sehat, bisa dipastikan Kendrick akan bisa berjalan normal kembali dalam waktu 6 bulan. Khanza bersiap untuk membawa dua mangkuk sop buah itu ke kamar mereka di lantai atas. Wanita berhijab itu berjalan perlahan menaiki anak tangga, wajahnya selalu dibaluti senyuman menawan. Setelah beberapa hari melakukan terapi, Kendrick terlihat lebih bersemangat dari biasanya, entah apa yang dipikirkan Kendrick, tetapi pria itu sekarang terlihat semakin peduli terhadapnya. Dalam hal-hal kecil sekalipun Kendrick terlihat memperhatikan Khanza dan hal itu sukses membuat Khanza menjadi main hati dan perasaan. Sebagai seorang wanita biasa dan seorang istri, dia menginginkan jika pernikahannya bersama Kendrick akan menjadi pernikahan nyata yang tidak ada kata-kata perceraian di dalamnya. Khanza selalu berdoa dan memohon kepada Allah SWT Semoga rumah tangganya bisa dikaruniai keberkahan dan juga sakinah, mawadah dan warohmah. Kesabarannya menghadapi Kendrick di awal-awal pernikahan dan hal itu pun membuatnya menjadi kuat dan memilih bertahan meskipun tidak pernah dianggap oleh sang suami waktu itu. Khanza ingin pernikahannya ini berjalan dengan baik. Apakah wani cantik itu bersalah jika menginginkan cinta dari suaminya meskipun sebenarnya suaminya itu masih memiliki cinta masa lalu. "Aku harap Mas Ken juga memiliki pemikiran yang sama denganku meskipun untuk saling mencintai mungkin sangat sulit dan kesulitan itu ada di pihak dia, karena aku merasa jika diriku sudah mulai tumbuh sebuah perasaan dengan sikapnya yang ternyata penuh kehangatan," batin Khanza. Wanita cantik itu membuka pintu kamar dengan perlahan, dia melihat suaminya tengah berada di balkon. Pintu dan jendela terbuat dari kaca sehingga pemandangan luar bisa terlihat dari dalam. Wanita itu tersenyum dan meletakkan nampan yang berisi 2 mangkuk Sop buah itu di atas meja. Khanza berjalan mendekati sang suami, tetapi sepertinya Kendrick tidak menyadarinya. Saat itu Khanza ingin mengagetkan suaminya dan berjalan perlahan, tetapi tidak disangka malah dia yang dikagetkan dengan pemandangan di depannya. Khanza masih mendapati suaminya menatap foto katrine di dalam ponsel. Foto itu terlihat sangat jelas karena memang sepertinya itu foto Selfi. Sungguh tidak ada wanita yang sanggup jika melihat suaminya tidak bisa lepas dari bayang-bayang masa lalu. Khanza kecewa dan tentu saja cemburu. Kendrick diam-diam masih merindukan Katrine. "Kenapa wanita itu beruntung sekali ya Allah, sebenarnya terbuat dari apa hati mas Kendrick sehingga dia masih mencintai mantan tunangan yang telah tega meninggalkannya?" jerit hati Khanza. Wanita itu memegang dadanya yang tiba-tiba terasa nyeri. Perlahan dia memundurkan langkahnya sampai masuk kamar dan Khanza masih fokus menatap punggung suaminya itu. Khanza tekan rasa sakitnya agar tidak menangis saat ini juga. Tiba-tiba wanita itu menabrak kaki meja sehingga terdengar bunyi yang membuat Kendrick mengalihkan atensinya. "Khanza?" Panggil Kendrick saat melihat istrinya yang ternyata sudah masuk ke dalam kamar. Kendrick langsung mematikan ponselnya dan mengantonginya. Hal itu tidak luput dari pengamatan Khanza yang entah kenapa semakin membuat dadanya terasa sesak. "Udah siap sop buahnya?" Khanza kini memutar kursi rodanya dan masuk ke dalam kamar. Istrinya hanya tersenyum simpul dan berjalan ke arah suaminya. Khanza mendorong kursi roda itu dan didekatkan ke arah meja. "Iya Mas, sekarang dimakan dulu, ya?" Khanza menyerahkan mangkuk Sop buahnya pada Kendrick. Kemudian dia mengambil Sop buahnya sendiri. Kendrick mengamati istrinya yang sejak tadi hanya diam saja, tidak biasanya Khanza tidak cerewet. Akhirnya karena merasa jika Khanza aneh, Kendrick bertanya. "Kamu kenapa?" tanya Kendrick, dia penasaran kenapa istrinya makan sop buahnya sendiri dengan diam. Padahal dia saja belum menyentuh sendoknya. Biasanya Khanza pasti akan cerewet kalau masalah makan dan meminta Kendrick untuk cepat menghabiskan makanannya. "Em ,,, maksudnya, kenapa? Aku nggak apa-apa, ayo dimakan sop buahnya mas, ini seger banget loh," ujar Khanza berusaha tersenyum meskipun hatinya masih menahan perih. Khanza merasa jika istrinya berbeda hari ini, Khanza terlihat sedikit murung. Tetapi dia tidak bisa bertanya lebih karena Khanza memintanya untuk segera makan sop buahnya. Namun, setelah makan beberapa sendok, Kendrick merasa tidak mood karena Khanza hanya diam saja. "Suapi!" Khanza tersentak ketika Kendrick menaruh mangkuknya ke atas meja. Khanza menatap Kendrick dengan kening mengkerut, "Mas mau disuapi?" "Hemmm!" jawab Kendrick dengan gumaman. Khanza menghela nafas, kemudian dia meletakkan mangkuk miliknya dan akan mengambil mangkuk milik suaminya. "Aku mau makan punyamu itu, kita makan bersama," ucap Kendrick. Khanza menghentikan tangannya yang akan mengambil mangkuk milik sang suami. Dia sedikit shock karena ternyata Kendrick William meminta hal yang mengejutkan. "Eh, Mas itu udah sisaku loh." "Nggak apa-apa, ayok suapi!" Khanza benar-benar terkejut dengan kelakuan Kendrick. Kenapa suaminya itu selalu membuat jantungnya berdebar, bahkan Khanza hampir salah paham dengan perasaan Kendrick kalau saja tadi dia tidak melihat sendiri bagaimana suaminya itu masih merindukan sosok mantan tunangannya. "Baiklah, Mas," jawab Khanza mengalah. Wanita yang memakai hijab syar'i itu mengambil mangkuknya dengan tidak semangat dan hal itu membuat Kendrick menjadi yakin jika istrinya itu sedang ada masalah.. Khanza sebenarnya malas karena melihat Kendrick yang menurutnya tidak adil, pria itu masih memikirkan Katrine sedangkan istrinya saja yang selama ini mensupport nya ada di depannya. Kendrick membuka mulutnya saat Khanza menyuapkan sop buahnya, mata Kendrick tidak terlepas dari wajah Khanza yang terlihat murung dan lebih banyak diam. "Khanza, apa kamu ingin jalan-jalan? Apa kamu suntuk di rumah karena selalu mengurusiku?" Khanza menatap wajah suaminya dan menggeleng pelan. "Nggak Mas, aku nggak suntuk, apalagi untuk mengurus Mas Ken. Khanza seneng banget dan ikhlas kok," jawab Khanza dari lubuk hatinya. Dia memang sama sekali tidak merasa terbebani untuk mengurus suaminya. Ah, apakah perubahan hatinya terlihat di mata, ya? Sampai Kendrick bertanya seperti itu. "Ya Allah, apakah mas Ken curiga karena sejak tadi aku hanya diam saja, padahal biasanya cerewet sekali, huh! Sabar Khanza, kamu tidak boleh marah sama mas Ken karena bagaimanapun dia dan mantan tunangannya sudah berhubungan lama sekali, sedangkan sama kamu baru berjalan beberapa bulan saja, apa kamu harus cemburu sampai seperti ini?" batin Khanza. "Tapi kenapa sejak tadi mulut ini diam saja, tidak tersenyum dan cerewet seperti biasanya?" Khanza tersentak ketika Kendrick tiba-tiba menyentuh sudut bibir Khanza dengan ibu jarinya Sungguh hal itu mampu membuat jantung Khanza jumpalitan. Kendrick terkekeh kecil saat melihat reaksi Khanza yang terkejut seperti itu. Entah kenapa di matanya terlihat lucu sekali. "Ehmm, aku-aku lagi PMS mas, jadi moodnya memang seperti ini, kadang badmood dan langsung good mood, jadi mas Ken jangan khawatir," jawab Khanza tersenyum lembut. Kali ini senyumnya tulus dan ikhlas. Dia memang harus sabar dalam menghadapi segala ujian dalam rumah tangganya. "Oh, pantesan. Dulu Katrine juga–" Kendrick langsung mengatupkan bibirnya ketika keceplosan mengucapkan nama wanita yang sudah meninggalkannya. "Maaf, aku hanya reflek," ujar Kendrick menunduk. Akan tetapi, Khanza tidak menganggapnya reflek melainkan karena nama itu masih terpatri di hati Kendrick. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD