When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sinta POV. Aku pikir setelah Noni dan Nino pegangan tangan mereka akan pulang bareng dari Ancol, ternyata Nino pamit pulang duluan dan Noni di tinggal. Sempat hopeless sih aku, tapi Rengga menenangkanku setelah Noni di antar pulang oleh Omen dan Roland memakai mobil Kendi. “Kamu dengarkan Nino gak enak badan, ya masa antar Noni pulang” jawab Rengga waktu aku mengeluh. “Emang kenapa kalo sakit?, gak Nino banget” keluhku lagi. Rengga tertawa. “Aku cemburu loh kalo kamu lebih mengenal Nino di banding kamu kenal aku” sindirnya. Aku langsung meringis dan Rengga tertawa lagi. “Baper deh aku sindir begitu aja” ejeknya. Aku ganti cemberut dan dia lagi lagi tertawa. “Ini efek bir bukan sih?” gantian aku sindir. “Mau di cium ya?” balasnya. “Dih, gak sih” jawabku. Tapi dia tepikan juga mo