Pria itu mengulurkan tangannya untuk membuka masker di wajahnya. Tetapi pada waktu yang bersamaan nada dering ponsel terdengar, ponsel Lizy berbunyi. Pria itu menatap ponsel yang diletakkan Lizy di atas meja dan tulisan Tuan Davis muncul di layar ponsel. Pria itu perlahan menarik tangannya. Lizy terbangun oleh nada dering ponsel dan dia menegakkan badannya. Sementara, pria yang tidur di sana telah pergi. Tuan Davis menelpon. Lizy segera mengangkat telepon, “Halo, Tuan Davis.” Suara rendah Wendel terdengar di ujung telepon, “Mengapa begitu lama baru mengangkat teleponku? Aku curiga ada yang bermain api.” “Tuan Davis imajinasimu terlalu liar. Aku masih di Sunway. Aku terlalu lelah dan baru memejamkan mata sebentar. Mengapa kau perhitungan sekali denganku?” Nada lembut gadis itu sediki