Sementara, Lizy di tempat lain membeku saat dia membaca pesan dari Wendel. Wajahnya memerah ketika dia membayangkan begitu keras nada suara Wendel jika itu diucapkan langsung padanya tetapi itu hanya sebuah pesan. Benda mati yang terkirim dengan cepat. Pria itu mengiriminya pesan lagi. “Ini masih siang hari.” Lizy mengerutkan keningnya ketika mencerna pesan kedua dari pria itu. Begitu dia sadar, dia langsung mengutuknya. ‘Dasar c***l!’ Wanita itu membalas pesan Wendel kemudian, “Maaf, aku mengirim ke orang yang salah!” “Lalu untuk siapa jika bukan untuk aku?” “Tentu saja, Rumi!” Lizy duduk dari posisi tidurnya dan membaca ulang jawaban Wendel sebelum dia membalas pesan dari pria itu lagi. “Dasar jorok!” Pria yang berada diujung telpon itu tertawa senang di dalam hatinya namun, dia