Lizy menatapnya dengan sepasang mata gelap, suaranya yang lembut sedikit terbata-bata, “Tuan Davis yang nakal, hatimu pasti merasa senang sekarang karena malam ini… aku akan memanjakanmu.” Hah? Memanjakan aku? Wendel Davis merasa bahwa dia benar-benar mabuk, dan masih menganggap dirinya kekasihnya. “Aku sangat mahal. Apakah kau yakin sanggup memanjakan aku?” Ya! Lizy Oliver merasa bahwa dia merendahkannya. Meskipun dia memiliki wajah yang bagus, sosok yang bagus adalah yang berstamina baik. Lupakan saja! Sebagai seorang pria mainan, dia memang kelas tertinggi dan memiliki modal untuk dibanggakan. “Tunggu.” Lizy Oliver mengulurkan tangannya dan merogoh sakunya dan menemukan koin akhirnya. Lizy Oliver mengeluarkan sebuah koin lalu dia mendongkakkan dagunya dan menyerahkan koin itu pa