Alana menghabiskan waktu makan siangnya bersama Langit. Pria itu menjemput Alana untuk mengajak ia makan bersama di resto dekat kantor gadis itu. Karena pekerjaannya yang sangat banyak, Alana sampai harus membawa laptopnya. Ia berusaha menyusun power point sembari menunggu pesanan mereka datang. Langit melihat, gadisnya itu beberapa kali menggeliat tidak nyaman. Sepertinya Alana merasa kelelahan duduk dalam posisi tegang untuk waktu yang lama. Ia pun menggeser laptop Alana menjadi menghadap ke arahnya. “Kak …” rengek Alana dengan suara parau. “Ngerjain power point? Mau aku bantu?” tawar Langit. Alana mengernyit. Ia tidak yakin Langit bisa. Namun, saat ia akan membalik kembali laptopnya menghadap ke arahnya, pria itu menahannya. “Nggak usah, lagian ini soal bisnis. Memang Kakak ngerti?
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books