Phoebe *** Setelah sore itu, aku jadi lebih was-was. Aku tidak akan keluar dari sekolah sebelum Ben atau taksi pesananku tiba tepat di depan gerbang. Aku tidak mau berurusan dengan mereka. Membayangkan apa yang bisa laki-laki dan istri mudanya itu lakukan saja sudah membuatku takut. Kalau bukan karena Ben, aku mungkin masih memikul tanggung jawab tidak masuk akal yang ditimpakan padaku tanpa pilihan. Itu perbuatannya, tetapi aku yang harus menanggung. Dan setelah “bebas” dari semua itu, aku tidak akan terjebak pada lubang yang sesak itu lagi. Tidakkah mereka tahu bahwa aku masih harus menyisihkan sebagian besar penghasilanku demi mencicil sisa utang itu pada Ben? Secara acak, Ben akan menanyai security sekolah. Untungnya, selama sebulan ini tidak ada orang tak dikenal yang bertanya-tan