episode 1
Di dalam sebuah ruangan yang gelap dan dingin ada seseorang pria yang sedang duduk dilantai dengan mata terpejam. Luka disekujur tubuhnya membuat ngeri siapa pun yang melihatnya, tapi tidak dengan pria yang saat ini sedang berdiri di depannya dengan memegang cambuk untuk mencambuki orang tersebut tanpa perasaan. Pria itu hanya diam tanpa ekspresi apapun saat orang yang dicambuki nya memohon ampun dan mengerang kesakitan. Hingga orang itu kehabisan tenaga dan tidak mampu mengeluarkan suara lagi.
Setelah beberapa saat orang yang dicambuki tidak mengeluarkan suara, pria itu keluar dari ruangan dan pergi ke dalam kamarnya. Setibanya dikamar, pria itu mengunci pintu kemudian menanggalkan pakaiannya dan berjalan menuju kamar mandi. Berendam air hangat didalam bathub dengan sensai aromaterapi yang menguar diudara serta segelas wine ditangannya membuatnya sangat rileks. sesekali ia memeriksa ponsel untuk meninjau pekerjaannya yang tidak pernah bisa ditinggal. ia mengangguk senang saat semua pekerjaannya berjalan dengan lancar sampai akhirnya ia memejamkan matanya karena rasa kantuk menerjangnya.
Dokk..dokk..dokk..
"Phi Tay buka pintunya aku ingin masuk !!! "
Dookk.. dookk.. dookkk.. dookkk..
"Phi Tayyy.. cepat buka pintunya"
Suara gedoran pintu dan juga suara teriakan orang yang sangat ia kenal membuatnya membuka matanya, sorot matanya menjadi tajam. dengan berat ia meninggalkan kamar mandi dan mengenakan bathrobe kemudian membuka pintu yang tadi dia kunci.
Ceklekk..
Saat pintu dibuka, seseorang pria mungil langsung muncul dan memukul pria yang di panggil phi Tay itu.
"Aduhh.. apa yang kamu lakukan Gunn? Kenapa kamu memukulku?"
Orang yang di panggil Gunn yang tidak lain adalah adik Tay itu tidak menjawab, dia hanya memukul d**a Tay tanpa henti. Tay diam saja, menerima semua pukulan adiknya tanpa melawan. Jika saja yang memukulnya adalah orang lain, sudah dipastikan orang itu akan mati mengenaskan dan mayatnya akan dia jadikan makanan serigala peliharaan nya. Hanya saja saat ini yang memukulnya adalah adik kesayangannya, Tay tidak ingin membuat adiknya terluka. Setelah beberapa saat memukul d**a Tay sampai lelah, Gunn berhenti kemudian dia menangis dan memeluk Tay dengan erat.
"Kenapa menangis? Apa sudah lelah memukulku?" Tanya pria yang merupakan kakak Gunn dan mengusap punggung Gunn perlahan.
"Phi jahat. Phi sudah membuat kekasihku terluka. Hhuuwaaaa phi Tay jahaaattttt"
Kini Gunn menangis histeris dipelukan Tay membuat Tay harus bersabar dan berusaha menulikan telinganya. Karena jika Gunn sudah menangis seperti ini dia akan menangis berjam-jam dengan suara nyaring yang membuat siapa saja harus menutup telinganya. Tay tidak habis pikir dengan adiknya ini, pacarnya itu sudah menghianatinya tapi kenapa Gunn masih mengkhawatirkannya seperti itu? apa orang yang sedang jatuh cinta akan berubah sebodoh ini? padahal adiknya itu sangat pintar sehingga bisa menjadi dokter dirumah sakit ternama.
"Dia menyakiti adik kesayanganku. Jadi aku harus memberinya sedikit pelajaran. Tapi kenapa kamu malah mengkhawatirkannya dan menyalahkan ku seperti ini?"
"Itu hanya salah paham phi, dia tidak seperti yang phi Tay kira. aku tahu apa yang sebenarnya terjadi. Oab tidak salah dan dia tidak akan menghianatiku hanya karena seorang wanita"
"Jadi?" Tay menaikkan salah satu alisnya mencoba menerima penjelasan adiknya. ia sungguh tidak peduli dengan pria bernama Oab itu, yang ia tahu jika pria itu sudah membuat adiknya menangis. harusnya pria itu bersyukur karena masih dibiarkan hidup oleh Tay.
"Jadi lepaskan Oab sekarang. Phi sudah menyakitinya dan aku harus mengobati agar lukanya tidak infeksi. ku mohon" Gunn menautkan kedua tangannya dengan menunjukkan wajah sedih yang akan selalu membuat kakaknya luluh.
"Hah.. baiklah" Tay menyerah.
Permintaan adiknya memang tidak bisa Tay tolak. Karena jika Gunn sudah meminta sesuatu harus selalu dituruti. Jika tidak maka Gunn akan mengancam untuk bunuh diri. Walaupun Tay tahu jika Gunn tidak akan berani membunuh dirinya sendiri. Karena Gunn merupakan seorang dokter dan Gunn sudah berjanji akan merawat Tay yang selalu saja pulang dengan keadaan terluka.
Tay dan Gunn berjalan beriringan menuju ruangan tempat Oab dicambuk tadi. Setibanya didepan pintu Gunn langsung masuk, namun karena keadaan didalam ruangan itu gelap Gunn mencari saklar terlebih dahulu, saat sudah menemukannya lalu menyalakannya ruangan menjadi terang dan Gunn berlari menghampiri Oab yang masih tidak sadarkan diri karena luka cambukan disekujur tubuhnya.
"Oab bangun.. aku disini" panggil Gunn dan menepuk-nepuk pipi Oab agar sadar. suaranya hampir bergetar melihat keadaan Oab yang sangat menyedihkan.
"Engg.. akhh.." suara erangan kesakitan Oab tidak membuat Tay melangkahkan kakinya untuk mendekat. Dia masih setia berdiri didepan pintu melihat apa yang akan Gunn lakukan.
"Oab kamu udah sadar? Ayo kekamarku aku akan obati lukamu. Phi Tay bantu aku bawa Oab kekamar. CEPAT!!!" Teriakan Gunn akhirnya mampu membuat Tay bergerak dan membantu Gunn untuk membawa Oab kekamarnya. Setibanya di kamar Gunn, Oab dibaringkan dikasurnya lalu Gunn mengambil kotak penyimpanan obat dan mengobati tubuh Oab yang terluka. Melihat pemandangan seperti itu membuat Tay meninggalkan kamar Gunn dan kembali ke kamarnya untuk menyelesaikan acara berendam yang terganggu karena adiknya tadi.
Dengan teliti Gunn duduk disamping ranjang mengobati tangan dan badan kekasihnya agar cepat sembuh. Tanpa sadar Gunn mengeluarkan air mata membuat Oab tidak tega melihatnya.
"Kenapa kamu menangis?" Pertanyaan Oab hanya dijawab gelengan oleh Gunn tapi masih fokus mengobati lengan Oab kemudian memasang perban dengan cekatan. Setelah dirasa sudah cukup, Gunn bangkit dari duduknya untuk menyimpan kotak obat yang tadi digunakan. Namun tangan Oab menarik baju yang Gunn kenakan membuat Gunn berhenti melangkah dan berbalik untuk melihat Oab.
"Ada apa?"
"Berbaringlah disampingku. Jangan pergi" kalimat Oab membuat Gunn sedikit tersentak, lalu menaruh kotak obat dimeja samping ranjangnya kemudian berbaring disamping Oab dan memeluknya.
"Maafkan aku" lirih Gunn. ia menyandarkan kepalanya di d**a Oab tidak berani menatap wajah Oab yang penuh luka.
"Maaf untuk apa?" Oab mengelus rambut Gunn lembut.
"Karena phi Tay membuatmu terluka seperti ini"
"Tidak apa, jika itu bisa membuatnya menerimaku menjadi kekasih adiknya aku tidak masalah"
Gun kembali mengeluarkan air mata tanpa suara hanya isakan kecil yang membuat Oab mempererat pelukannya walaupun itu membuat tubuhnya menjadi nyeri.
"Shushhh.. jangan menangis. Aku tidak apa sungguh. Kamu tahu kan aku orang yang kuat? Luka seperti ini tidak masalah untukku"
Oab terdiam saat Gunn melepaskan pelukannya kemudian mencium pipinnya. Hanya ciuman pipi yang menempel selama beberapa detik tapi mampu membuat jantung Oab bergetar tidak karuan. Setelah melepas ciuman dipipinya Gunn duduk dan dengan lembut menyentuh wajah Oab dengan kedua tangannya. Kemudian Gunn mendekatkan wajahnya dan bibir Gunn menyentuh bibir Oab. Ciuman lembut itu menjadi lumatan yang semakin dalam. Saling menghisap bibir satu sama lain dan lidah yang beradu membuat suasana di dalam kamar menjadi panas. Bahkan membuat hati seseorang yang sedang mengintip adegan intim dari pintu yang sedikit terbuka itu menjadi panas. Karena tidak tahan melihatnya orang itu pun pergi meninggalkan pasangan didalam kamar yang masih saling berciuman.
*
Pukul 3 dini hari Tay masih terjaga, duduk di kursi kerja nya dengan laptop yang masih menyala dihadapannya. Meneliti file yang dikirim bawahannya dengan seksama. Memilah foto barang dagangan yang akan dia jual dan melabeli harganya. Barang yang tampan dan cantik memang selalu laris dipasaran dengan harga yang fantastik. Tentu saja pasar gelap karena yang dijual adalah manusia. Entah itu dijadikan b***k seks atau hanya sekedar diambil organnya Tay tidak peduli. Yang dia pedulikan hanya dapat menghasilkan uang. Tidak hanya menjual manusia, Tay juga menjual n*****a walaupun dia tidak pernah mencobanya. Karena hanya orang bodoh yang rela membeli n*****a dengan harga yang mahal hanya untuk membuatnya sekarat. Dan Tay tidak mau jika dia akan kecanduan n*****a dan membuatnya meninggalkan adiknya lagi.
15 tahun yang lalu Tay pergi dari rumah meninggalkan orang tua dan adiknya setelah mengetahui fakta mengejutkan mengenai ibu kandungnya dan juga membuat adik tirinya yang masih berusia 10 tahun terluka. Sampai akhirnya 7 tahun sejak meninggalkan rumah dan keluarganya saat Tay sedang menjual n*****a dan diketahui oleh polisi hingga membuat Tay terluka parah karena adu tembak dengan polisi membuatnya tanpa sengaja bertemu dengan Gunn yang sedang mengendarai mobilnya karena kabur dari rumah. Gunn menyuruh Tay masuk ke mobilnya agar polisi tidak bisa mengejarnya lagi. Saat Gunn ingin membawa Tay kerumah sakit Tay menolak dan menyuruhnya membawa kerumah Tay saja.
sebenarnya Tay merasa canggung saat bertemu dengan Gunn, karena rasa bersalahnya pada Gunn saat kecil masih membekas dihatinya. apalagi mengingat alasannya melakukan itu membuat hatinya sakit. namun sepertinya Gunn melupakan kejadian itu, karena saat Tay bertanya apa Gunn membencinya atau tidak karena sudah melukainya Gunn terlihat linglung. Gunn sama sekali tidak ingat jika Tay sudah melukainya. satu-satunya hal yang Gunn benci adalah karena Tay sudah meninggalkannya. membuat Gunn menjadi kesepian karena orang tuanya yang selalu sibuk. tidak ingin mengungkapkan kejadian itu, Tay memutuskan untuk memperbaiki kesalahannya. ia menyuruh Gunn tinggal dirumahnya selama beberapa hari. alasan Gunn kabur dari rumah karena orang tuanya ingin Gunn kuliah diluar negeri, Gunn menentangnya sehingga terjadi perdebatan yang membuat Gunn memutuskan untuk pergi dari rumah untuk memenangkan dirinya. namun tidak disangka jika dia malah akan bertemu dengan kakaknya yang sudah lama menghilang.
selama Gunn tinggal dirumah Tay, banyak hal yang Tay rahasiakan darinya. terutama saat Gunn bertanya alasan Tay dikejar polisi beberapa hari yang lalu. Tay sama sekali tidak mengatakan apapun. sampai akhirnya tanpa diduga Gunn mendengar percakapan Tay dengan Off yang membahas tentang penjualan n*****a dan manusia. Gunn sangat Syok, ia bahkan menyuruh Tay untuk berhenti melakukan pekerjaan seperti itu tapi Tay tidak mau mendengarkannya. melihat Tay yang keras kepala seperti itu membuat Gunn bertekad untuk menjadi dokter agar bisa mengobati kakaknya jika terluka lagi.
Tidak terasa sudah pukul 6 pagi, tapi Tay belum juga beranjak dari kursinya. Beberapa masalah yang datang secara tiba-tiba membuatnya geram, karena Tay tidak suka jika pekerjaannya memiliki celah ataupun tidak sesuai dengan keinginannya. orang yang ditunggu belum juga datang menghadapnya. Orang yang Tay suruh untuk membereskan kekacauan yang dibuat anak buah. Hingga beberapa saat kemudian orang yang ditunggu datang.
Tok.. tok.. tok..
"Bos, apa didalam?" Tanya orang itu dari balik pintu.
"Masuklah" perintah Tay tanpa beranjak dari kursinya. Kemudian orang yang merupakan seorang pria masuk dan berdiri didepan Tay.
"Semuanya sudah beres bos. Para pemberontak yang membawa kabur barang dagangan sudah ku bereskan dan barang-barang nya sudah ku kirimkan pada pembeli"
"Bagus, kamu boleh pergi. Ah satu lagi jangan sampai polisi menggagalkan kegiatan kita nanti malam. aku akan istirahat dulu, bangunkan aku pukul 9 nanti"
"Siap boss" ujarnya patuh.
sesaat pria itu pun pergi meninggalkan ruangan, Tay melangkah menuju kasurnya untuk tidur. Karena nanti malam dia akan melakukan bisnis dengan keuntungan yang sangat besar. membayangkannya saja sudah membuat Tay bersemangat.
Saat pria itu baru saja keluar dari kamar Tay yang merangkap sebagai ruang kerja, tanpa sengaja menabrak seseorang yang akan memasuki kamar Tay.
"Gunn, apa yang kamu lakukan?" Tanya pria itu pada Gunn yang ternyata menabraknya.
"Maaf phi Off, apa phi Tay sudah bangun?" Tanya Gunn pada pria yang diketahui bernama Off itu.
"Boss baru saja istirahat. Lebih baik temui nanti siang" kata Off membuat Gunn cemberut sedih.
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Off dan menggiring Gunn menuruni tangga untuk mengantar ke kamar Gunn yang ada di lantai satu.
"Bisakah Phi Off membantu ku membawa Oab kerumah sakit? Aku sudah mengobati lukanya tapi itu tidak cukup dan lukanya semakin parah dan aku tidak memiliki peralatan yang cukup disini. Ayo phi bantu aku" rengek Gunn sambil menarik Off untuk memasuki kamarnya, tempat Oab berada sekarang.
"Iya aku akan membantu, jangan menarikku heyyy jangan menarikku seperti ini" teriakan Off menggema didalam kamar Gunn karena Gunn menarik (menyeret) kerah baju Off membuat Off harus menahan rasa sakit dilehernya. Kegaduhan itu membuat Oab yang sedang tertidur di ranjang Gunn terbangun, Gunn pun melepas kerah baju Off dan langsung menghampiri Oab.
"Oab kamu sudah bangun? Badanmu semakin panas, aku akan membawamu kerumah sakit" tanpa mendengar jawaban Oab, Gunn langsung membantu Oab berdiri. melihat Gunn yang kesulitan Off pun membantunya membawa Oab ke mobil untuk dibawa kerumah sakit.
Setibanya dirumah sakit, Gunn langsung berlari menuju UGD untuk memanggil suster yang sedang berjaga dan menyiapkan ranjang yang akan dipakai Oab. Off datang dengan Oab yang digendong dipunggungnya lalu membaringkan Oab di ranjang yang sudah disiapkan. Dengan cekatan Gunn yang merupakan dokter dirumah sakit ini memeriksa tubuh Oab dibantu dengan beberapa suster yang menyuntikkan obat pereda nyeri dan memasang infus ditangan Oab.
"Kenapa dokter Oab bisa terluka parah seperti ini?" Tanya salah satu suster yang membantu Gunn. ia melihat Oab ngeri.
"Aku juga tidak tahu. Jangan bilang siapa-siapa tentang keadaanya, jangan sampai mereka tahu" bohong Gun seakan tahu siapa yang disebut "mereka" para suster itu mengangguk dan pamit meninggalkan Gunn untuk menemani Oab. Off yang tadi berdiri lumayan jauh kini mendekati Gunn dan melihat keadaan Oab.
"Gunn.."
Gunn mengabaikan Off yang memanggilnya. masih menatap Oab yang kini tertidur dengan nyaman dengan infus terpasang di tangan kanannya.
"Gunn aku..."
"Aku tau phi Off yang mengatakan pada phi Tay tentang Oab hingga membuat Oab seperti ini. Aku tidak akan menanyakan alasannya, aku hanya ingin phi Off tidak melakukan hal seperti ini lagi" ucap Gun memotong kalimat yang akan keluar dari mulut Off.
"Tapi..."
"Pergilah phi, aku berterima kasih karena sudah membantu ku membawa Oab kesini. tali aku tidak ingin dengar penjelasan mu lagi" ucap Gunn ketus. Off terdiam mendengar perkataan Gunn, ia tidak tahu harus bagaimana lagi menebus kesalahannya. dengan berat hati Off pun pergi meninggalkan Gunn, off memutuskan untuk kembali kerumah.
**
Beberapa saat setelah kepergian Off, dua orang yang merupakan dokter datang menghampiri Oab. mereka terlihat sangat terkejut dengan keadaan Oab yang tubuhnya penuh dengan perban.
"Ohh my baby, kenapa kamu bisa terluka seperti ini? apa yang terjadi padamu?" tanya seorang wanita cantik yang memeluk tubuh Oab mengabaikan Gunn yang sedang duduk disamping ranjang. Gunn yang sudah mengenal wanita itu hanya terdiam maklum. tapi kenapa mereka bisa datang kesini? padahal Gunn sudah menyuruh para suster untuk tidak mengatakan apapun tentang keadaan Oab. tapi mungkin karena mereka berada dirumah sakit yang sama hal ini bisa sampai ditelinga mereka dengan cepat.
"Berhenti Jane, kamu bisa membuat luka Oab terbuka lagi" ucap seorang pria yang datang bersama wanita bernama jane tersebut.
"Apa yang terjadi pada Oab?" Tanya pria itu pada Gunn. Mengabaikan Jane yang masih memeluk Oab walaupun Oab belum sadar.
"Maafkan aku New, ini semua salahku. Aku yang membuatnya terluka seperti ini" ucap Gunn tanpa melihat ke arah New pria yang bertanya tadi, karena merasa bersalah. namun Gunn tidak ingin menjelaskan penyebab Oab menjadi seperti ini, apalagi mengungkapkan tentang kakakanya. karena tidak ada yang tahu jika Gunn memiliki seorang kakak. yang semua orang tahu adalah Gunn yang merupakan anak tunggal pemilik rumah sakit ini.
"Jangan menyalahkan dirimu Gunn, yang sudah terjadi biarlah terjadi. aku yakin jika Oab juga tidak akan menyalahkan mu. kalau begitu aku dan Jane pergi dulu karena banyak pasien yang harus kami tangani. Karena kamu sedang libur, kamu temani saja Oab sampai dia sadar lalu hubungi aku. Ayo Jane" ucap New kemudian menarik Jane untuk pergi.
"Tapi New aku masih mau disini sampai Oab sadar" rengek Jane saat New menariknya untuk pergi. Jane sangat menyayangi sahabatnya itu, namun ia sadar jika banyak pasien yang sedang menunggunya untuk ditangani.
"Diamlah Jane, Gunn yang akan menemaninya karena dia sedang bebas tugas. Dan kamu masih banyak pasien yang harus ditangani" ucap New mengingatkan.
"Gunn, jaga Oab untukku jika sudah sadar cepat hubungi kami okeyy"
Jane dan New pun pergi untuk kembali bertugas meninggalkan Gunn sendirian untuk menemani Oab hingga sadar.
Gunn masih menatap Oab sendu. apalagi saat melihat tubuh Oab yang penuh luka karena perbuatan kakaknya. Gunn juga tidak ingin menyalahkan kakaknya yang melakukan hal seperti itu. ini sudah kesekian kalinya kakaknya menyiksa kekasih Gunn. sebelumnya saat Gunn masih di universitas, ia berkencan dengan seseorang. namun orang itu menyakitinya dan membuat Gunn menangis. tidak Gunn sangka jika hal itu akan membuat Tay murka dan menyiksa orang itu sampai menghilang entah kemana. Gunn tidak pernah mendengar tentang keadaan pria itu lagi.