34. Insiden
"Untuk ukuran seorang yang sedang bersandiwara dan berusaha menjatuhkan satu sama lain, kemesraan kalian berdua terlalu nyata."
Celetukan yang terdengar dari Gusti yang sudah bersiap dengan senjata laras panjang dan teleskopnya membuat Gala melepaskan pelukannya. Bukan hanya Gala namun juga aku, berbeda denganku yang tidak bisa tersenyum untuk menyelamatkan pipiku yang sudah semerah tomat, Gala justru menyeringai geli saat akhirnya dia mengusap sudut bibirku yang basah karena ulahnya. Seakan dia tidak mendengar apapun yang disindirkan oleh rekannya, Gala mengusap rambutku sekilas sebelum akhirnya dia bergerak pergi meninggalkan kami, khususnya aku yang membeku salah tingkah karena semua mata tertuju kepadaku.
Bodohnya aku yang terlalu larut dalam suasana hingga tidak sadar
