6

962 Words
Tiara Hapsari, adalah sepupu jauh Andra. Kakek mereka bersaudara. Namun, sebenarnya Tiara bukan orang asli Jakarta. Dia berasal dari Banten, dan merantau ke Jakarta untuk sekolah, kuliah juga bekerja. Tiara bekerja sebagai model majalah, dan sesekali jadi model iklan juga. Karena tinggal di Jakarta, Tiara mulai kembali berkomunikasi dengan keluarga Andra. Setelah sekian tahun, komunikasi mereka terputus karena jauhnya jarak. Di depan orangtua Andra, Tiara memang selalu terlihat sopan santun. Tak pernah bicara dengan nada tinggi, dan selalu merendahkan suara. Karena hal itu, Sukma menilai kalau Tiara adalah wanita lugu yang cocok bersama Andra. Nyatanya, Tiara jauh dari sifat lugu. Untuk mempererat hubungan keluarga mereka, Sukma berniat menjodohkan Tiara dan Andra. Namun, dengan tegas Andra menolak. Selain karena dia dan Tiara masih sepupuan, Andra juga tak tertarik. Sukma juga tak memaksa. Namun, dia sering membahas Tiara. Berharap suatu saat, Andra akan luluh dan mau menikah dengan Tiara. Sukma jelas panas hati melihat Andra yang masih betah melajang sampai sekarang setelah pernikahannya dengan Risa dulu gagal. Mungkin juga, harusnya Sukma menjadikan pernikahan Andra dan Risa dulu sebagai contoh. Jika terpaksa, maka pernikahannya pun tak akan baik-baik saja. Ya, contohnya Andra dan Risa sendiri dulu. Mereka sama-sama terpaksa. Hingga akhirnya memutuskan bercerai. Bagi Andra, Tiara itu masalah dalam hidupnya. Hampir setiap hari, Tiara meneror Andra lewat pesan dan telepon. Memaksa Andra, menjadikannya sekretaris. Sementara Andra jelas tak mau. Tiara yang seorang model jelas tak akan bisa bekerja jadi sekretaris. Dan Andra bukanlah atasan yang sabar jika melihat sekretarisnya malas-malasan. Mengingat perilaku tak sopan Tiara tadi, membuat Andra merasa bersalah pada Risa. Hampir saja Risa terjatuh karena kelakuan Tiara. Dan entah apa yang mendorong Andra, hingga dia berani keluar ruangannya hanya untuk menemui Risa. Andra mengutuk dirinya sendiri yang tak berpikir dulu sebelum bertindak. Hingga akhirnya, dia malah bingung dan salah tingkah saat Risa memergokinya sedang berdiri di samping meja kerja wanita itu. "Ada yang bisa saya bantu, Pak?" Risa langsung berdiri saat menyadari kehadiran Andra di sekitarnya. Bertanya secara formal, berusaha profesional. "Ehm, apa hari ini ada jadwal rapat?" Andra bertanya, sekedar basa-basi. Padahal, tak bertanya pun Risa akan memberitahunya jika waktu diadakan rapat telah tiba. "Ada satu jadwal rapat untuk hari ini. Rapat bersama dengan Pak Juanda pukul dua siang nanti," jawab Risa seraya mengecek jadwal yang sudah dia susun. "Ehm, baiklah," gumam Andra. Tak langsung pergi, dia masih diam di sana membuat Risa jadi kikuk. "Soal Tiara tadi, aku minta maaf. Dia memang seperti itu." Andra berbicara, tanpa menatap Risa. Dan Risa terkejut mendengar itu. Merasa heran, kenapa Andra mau repot-repot meminta maaf padanya karena kesalahan Tiara. Namun, Risa menghargainya. "Iya, Pak." Risa menjawab singkat. Setelah itu, Andra pun kembali masuk ke ruangannya. Membuat Risa terbengong-bengong di tempat. "Hanya itu?" tanya Risa tak percaya pada dirinya sendiri. Risa menggeleng pelan melihat tingkah Andra. Dia memang kesal karena perilaku Tiara yang kurang ajar. Tapi, tak perlu juga Andra meminta maaf. "Memangnya, dia siapa?" gumam Risa lagi. Dia jadi penasaran siapa sebenarnya Tiara. Rahma dan Keanu tak pernah bercerita soal Tiara. Karena yang pernah mereka bahas adalah Kinan. "Untuk apa aku penasaran?" Risa terus saja bertanya dan berbicara pada dirinya sendiri. Merasa tak percaya, dia sempat berpikir ingin tahu siapa Tiara. Padahal, apapun hubungan Tiara dan Andra, dia tak punya urusan. "Aku tak boleh begini. Aku harus fokus." Risa terus saja menyemangati diri. Berusaha untuk tak mengingat hal-hal yang tak penting. Karena sekarang, pekerjaannya jauh lebih penting. *** Saat jam makan siang, Yudha datang ke kantor bersama dengan istrinya, Briana yang sedang hamil tujuh bulan. Tangan kirinya membawa kotak bekal, sementara tangan kanan menggandeng pinggang istrinya. Para karyawan yang melihat langsung menyapa dengan hormat. Dan Yudha membalasnya dengan senyuman kecil. "Kenapa kamu ribut ngajak makan siang di kantor Andra sih?" Briana mengomel, kesal pada suaminya. Padahal, kondisinya yang sedang hamil besar membuat Briana malas pergi keluar rumah. Lebih enak nonton bersama dengan ibu mertuanya seraya membicarakan rencana kelahiran anaknya nanti. "Aku mau buat kejutan. Sekaligus, mau tahu sekretaris baru Andra. Aneh saja loh. Dia yang biasanya terbuka, malah terlihat menutup-nutupi identitas sekretarisnya yang sekarang," jawab Yudha. Ya, dia memang sangat penasaran. Dari mulai Kinan, yang sangat bagus dalam bekerja, sampai semua wanita yang pernah jadi sekretaris Andra, Yudha tahu. Bahkan, yang hanya bertahan kerja satu minggu pun Yudha tahu karena Andra selalu terbuka untuk bercerita. Sedangkan yang sekarang, jika dipancing pun Andra malah terlihat enggan menjawab. "Iya juga sih. Sikap Andra jadi sedikit aneh. Apa mungkin, mantan pacarnya?" tanya Briana menebak-nebak. "Setahuku sih, Andra tak pernah pacaran," jawab Yudha dengan kening berkerut berusaha mengingat-ingat. Setelah menaiki lift, akhirnya mereka sampai di lantai ruangan Andra berada. Mereka berjalan beriringan, mendekati ruangan Andra. Mata Yudha dan Briana sudah memicing saat melihat seorang wanita duduk di meja sekretaris. Dan entah kenapa, Yudha merasa kenal sosok itu walau melihatnya sekilas. "Apa Andra ada di dalam?" Yudha langsung bertanya karena tak ada respon dari sekretaris Andra. Dan saat sekretaris Andra mendongak, mata Yudha membelalak kaget. "Risa? Kamu Marisa kan?" Yudha bertanya dengan spontan. Sementara Risa, yang lupa wajah Yudha hanya bisa menatap heran. "Iya, saya Marisa. Ada keperluan apa dengan Pak Andra?" Risa balik bertanya. Sementara Yudha, malah tertawa dan bertepuk tangan. Membuat Risa dan Briana keheranan. Briana jelas tak tahu siapa Risa karena tak pernah ada yang mengungkit masalah perjodohan Andra dulu. "Rupanya kamu yang jadi sekretaris baru Andra. Pantas saja Andra tak mau bercerita secara terbuka pada kami keluarganya," ucap Yudha diiringi kekehan gelinya. "Aku Yudha. Kamu pasti ingat sekarang," lanjut Yudha seraya mengedipkan sebelah mata. Tak membiarkan Risa berpikir dulu, Yudha langsung mengajak Briana masuk ke ruangan Andra. Sementara Risa yang baru ingat terkejut di tempatnya. "Yudha? Oh Tuhan! Dia kakaknya Andra!" pekik Risa kaget. Dia menatap pintu ruangan Andra yang sudah tertutup rapat. Menelan ludahnya sendiri dengan perasaan ngeri. Ah, perasaannya jadi tak enak sekarang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD