Elfan berdiri di balkon lantai dua dan memperhatikan ke bawah halaman rumahnya. Ia melihat jam tangannya yang mungkin sudah ke-lima kalinya. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Melihat waktu malam itu, Elfan terus saja tidak tenang dan gelisah. Ia kembali mondar mandir ke sana kemari dan seolah cemas akan sesuatu. Elfan kemudian mengambil ponsel dari dalam sakunya. Ia melihat layar, sama sekali tidak ada notifikasi pesan apa pun. Ia lalu mengusap layar ponsel dan mencari kontak nomor Mutiara. Jujur saja Elfan sangat gatal ingin menghubungi Mutiara. Namun, tentu saja ia mempertahankan gengsinya. Ia hanya bisa menghela nafas berat sembari memasukkan kembali ponsel ke dalam saku. Tidak lama setelah itu, Elfan melihat mobil Kevin datang dan berhenti di depan pagar rumahnya. Elfan