CHAPTER 8

1140 Words
Tubuh Alex berhenti di depan pintu. Dia menunggu Sarah kembali mengutarakan maksudnya agar Alex tahu dengan jelas, keinginan gadis itu. "Kau bilang kalau tidak ada pihak yang dirugikan, bukan? Maka aku akan memanfaatkan itu untuk bagian ku." Kali ini Alex memutar tubuhnya, ia menatap Sarah di atas ranjang sebelum memilih untuk duduk di hadapan gadis itu,"Baik. Aku mendengarkan." Sarah memejamkan matanya. Ia sudah memikirkan keputusannya semalaman dan Sarah sudah mengumpulkan semua keberanian untuk kembali bersepakat dengan Alex. "Jika... Anak yang kulahirkan laki-laki, kau bisa membawanya kemanapun yang kau mau dan aku ingin imbalan ku segera kau berikan karena detik itu juga aku memutuskan untuk pergi-" Gadis itu menelan ludahnya. Alex mengangguk setuju, ia rasa itu memang bentuk kesepakatan mereka sejak awal. "Tapi jika anakku yang kulahirkan perempuan-" "Sarah. Kurasa kau sudah tahu kalau-" Sarah membawa tangannya ke udara. Memberi isyarat bagi Alex untuk tetap diam dan mendengarkan penjelasannya. "Jika anakku perempuan, aku ingin kau mengakuinya lalu menikahiku atau aku bersumpah untuk menghancurkanmu dan membuat hidupmu jauh lebih mengerikan dibanding berita tak masuk akal yang kau terima ini, Alex." Sudah. Alex tidak bisa lagi bersabar. Pria itu segera bangkit lalu mencengkeram erat rahang Sarah hingga gadis itu mendongak menatapnya,"Jadi kau mengancamku, sialan? Apa kau sadar dengan siapa kau berbicara, hum? Jawab!" Bentaknya. Sarah bergetar, dia mendorong tangan Alex, berusaha untuk melepas cengkraman yang terasa perih itu. "Ini permintaan ku Alex! Sebagai pria, seharusnya kau bisa lebih konsisten dengan apa yang kau katakan. Terlebih lagi kau sudah berjanji padaku bahwa tidak ada pihak yang akan dirugikan, maka kau harus menghormati permintaan ku!" Cercanya. Sulit sekali untuk membuat pertahanan Alex runtuh, pria itu menekan tulang rahangnya hingga Sarah merasa akan hancur detik itu juga. Alex menghempaskan tubuh Sarah hingga wajahnya menyentuh ranjang. Ditatapnya Sarah dengan penuh kebencian, perempuan ini cukup licik juga rupanya. Dia tahu Alex adalah orang yang cukup dikenal banyak orang, maka dari itu dia memanfaatkan pamornya untuk hal seperti ini. "Sarah, kau tarik ucapanmu itu atau-" "Kenapa?! Kau keberatan? Ya Alex, memang, aku gadis miskin dan mungkin akan terdengar mengerikan jika aku memaksamu untuk menikahiku tapi Alex... Aku hanya perempuan... Tidak ada hal berharga dari diriku ini selain nyawa dan tubuhku Alex," Potongnya. Sarah terisak, dia tidak mengerti, secepat itukah dunia membuat masa depannya hancur? Rasanya baru kemarin dia tersenyum lebar karena sebuah tawaran yang 'wajar' menurutnya. Namun pagi ini, dia benar-benar merasa kosong setelah tahu alasan kenapa dia ada disini. "Lalu apa yang akan terjadi setelah aku melahirkan bayimu? Pergi begitu saja? Apa kau tidak memikirkan nasib diriku Alex? Semua orang akan membicarakan ku dan yang paling parahnya, mereka pasti mengecapku sebagai p*****r murahan lalu tidak akan pernah ada pria yang mau menikahiku," Jelasnya lagi. Kali ini dipenuhi deraian air mata. Alex menatapnya semakin berang, Sarah benar-benar menantangnya,"Dan kenapa kau menerima tawaranku kalau kau tahu akibatnya akan seberat itu? Jangan jadikan aku sebagai pelaku kejahatan Sarah karena dari awal kau menyetujuinya," Balas Alex. Pria itu tak mungkin mengalah secepat ini pada perempuan macam Sarah dan sepertinya Sarah benar-benar keras kepala. "Sudah cukup. Aku akan pergi dan kuharap malam ini kau siap untuk memulai 'proyek' bersama ku. Seperti yang kau katakan tadi kan Sarah?" Katanya lagi, kali ini benar-benar menghancurkan Sarah bagai debu. Gadis itu menekuk lututnya lalu menyembunyikan wajahnya di balik sana, menumpahkan tangisannya kembali dan menyesalkan semua keputusan yang sudah dia ambil kemarin. ... Alex merasa kesal hari ini, sedari tadi rapatnya tidak berjalan cukup lancar dan beberapa karyawan sangat bertingkah menyebalkan dengan melakukan kesalahan dalam pekerjaannya. Oh, apakah Alex memang kesal karena hal sekecil itu? Tentu bukan, dia kesal dengan celotehan Sarah. Gadis itu cukup berani untuk balik menyerangnya seperti ini. Dia mengangkat gagang telpon di atas meja sebelum berbicara dengan seseorang diseberang sana,"Glo, kosongkan semua jadwalku hari ini. Aku akan pulang cepat," Tanpa menunggu balasan lagi, Alex menutup telponnya. Dia memijat dahinya, mungkin hari ini dia bisa sedikit bersantai di mansion daripada di apartemen. Gadis yang baru dikenalnya kemarin itu sangat menyebalkan dan Alex harus menenangkan dirinya terlebih dahulu sebelum kembali menemui Sarah. Dia bangkit dari kursi besarnya lalu keluar ruangan. Koridor itu cukup ramai karena karyawannya berlalu lalang untuk cepat menyelesaikan tugas mereka sebelum Alex murka. Terlebih mereka cukup terkejut karena berita mengenai Alex yang sangat memalukan itu. Sebisa mungkin pekerja disini, menjauh saat bertemu Alex atau pria itu akan berbuat sesuatu yang mengerikan. Alex masuk ke dalam lift lalu menekannya ke lantai dasar, ia tidak menampakkan ekspresi apapun karena dia memang begitu. Pintu lift kembali terbuka dan ia segera keluar dari sana, beberapa orang tampak menundukkan kepalanya setelah itu tampak terburu-buru menghindari Alex. Mungkin mereka tahu kalau bos mereka punya emosi yang mengerikan atau karena mereka mulai terpancing oleh berita yang mengatakan kalau Alex adalah penyuka sesama jenis makanya mereka merasa jijik. Ah, terserah mereka saja. Toh nanti Alex akan menggemparkan dunia dengan membawa berita lainnya. Sepanjang perjalanan ke arah mansion, pikiran Alex dipenuhi oleh ucapan Sarah. Saat gadis itu mengatakan kalau Alex harus menikahinya jika dia melahirkan bayi perempuan. Jujur saja, jika masalah menikah, mungkin Alex masih bisa mempertimbangkannya. Lagipula, dengan menikahi Sarah, tidak ada ruginya juga. Hanya saja, permintaan Sarah yang satunya... Ia takut. Alex membenci bayi perempuan. Karena bayi perempuan lah, dia harus kehilangan seseorang yang sangat ia hormati dulu. Ayahnya. Pria itu mencengkeram erat kemudi mobil sebelum memukulnya keras. "Sialan! Tak akan kubiarkan Sarah memberiku bayi perempuan." Di lain tempat, Sarah baru saja selesai membaca buku yang ia temukan di dekat perapian. Disana ada beberapa buku tentang peperangan, politik dan beberapa n****+ komedi. Beruntung Alex menyimpan benda-benda seperti ini di dalam apartemennya, jadi Sarah tak terlalu bosan di dalam sini. Seharusnya ia bisa pergi keluar dan menemui Leah, tapi Sarah tak punya uang lagi. Rumah Leah cukup jauh dari apartemen Alex dan jika ia memaksa untuk tetap pergi jalan kaki, ia bisa berjalan berjam-jam dan tentu saja itu bukan ide yang bagus. Ia mendudukkan dirinya di atas sofa ruang depan dan memikirkan kembali semuanya. Pagi ini merupakan pagi yang buruk, ia bangun dari tidur kemudian menerima tamparan serta cacian dari perempuan psikopat yang tidak ia kenal kemudian sedikit bertengkar dengan Alex dan yang terakhir terjebak di dalam sangkar emas ini entah sampai kapan. Baru kali ini ia mendapat hal konyol dalam hidupnya selain bekerja mati-matian untuk biaya kuliah dan biaya hidup dia dengan Neneknya di Florida. Oh tuhan, kepala Sarah rasanya ingin pecah saat ini juga. Kenapa ia begitu bodoh karena menerima penawaran Alex kemarin? Dia menepuk kepalanya beberapa kali karena kebodohannya itu. Sarah merasa takut, bagaimana kehidupannya nanti? Jika ia berhasil hamil lalu melahirkan, apa mungkin dia sanggup untuk memberikan begitu saja bayinya demi lembaran kertas yang sialannya begitu berharga? Sarah tahu, perjalanan hidupnya baru dimulai saat ini. Masa depannya akan berubah kacau jika dia tidak bisa mengendalikan Alex dan membuat pria itu membatalkan janji mereka. "Aku harus melakukan sesuatu." TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD