Tiinn ... Tiinn ... Suara klakson mobil mengagetkanku yang sedang sibuk di dapur. Kulirik jam yang bertengger di dinding, waktu sudah menunjukkan ke angka sepuluh, pagi menjelang siang. Dengan segera aku bergegas ke depan, untuk memeriksa keadaan disana. Apa itu mobil Mas Rizki? Ada apa sih, dia terus-terusan menggangguku? Seorang pemuda berpakaian rapi, sudah menungguku di teras rumah. Ia tersenyum dengan ramah. "Dengan Ibu Nadia?" tanyanya. "Iya, saya sendiri." "Ini silahkan diterima. Tanda tangan di sebelah sini Bu." Ia menyerahkan sebuah map berisi surat-surat kendaraan yang sudah berganti nama menjadi Nadia Asmarini. Mataku seketika membulat, tapi bukankah ini mobil Mas Rizki? Kenapa jadi berganti namaku? Siapa yang melakukannya? Kalau Mas Rizki, rasanya tidak mungkin. "Ayo Bu