Bab 48. (Dapat Sinyal)

1115 Words
Sementara itu di Jakarta, Matahari telah muncul di ufuk timur, sejak dari tadi dengan penuh keceriaannya. Tampak di komplek perumahan di Jakarta Selatan. Pada Sebuah rumah bergaya Modern berlantai dua. Terlihat Ayu sedang berdiri di balkon, di lantai dua rumahnya. Ia tampak sibuk dengan dunia maya nya, bersama ponselnya. Tangan kirinya memegang ponsel, sedangkan tangan kanannya, sibuk mengetik dengan keyboard virtualnya. Mengetik pada layar sentuh pada ponselnya itu. Dengan pikiran yang entah menerawang ke mana. Tampak raut wajahnya penuh kecemasan dengan pikirannya sendiri. Kecemasan tentang keberadaan Andro dan Noval. Yang tak bisa ia hubungi sama sekali. Sejak dirinya mengantar dua mahasiswa itu ke tujuan mereka. "Sebenarnya, Andro dan Noval itu pergi ke mana sih? Mereka tidak pernah membalas pesan dariku?" tanya Ayu, di dalam hatinya. Dengan penuh kebingungannya. Tanpa ia ketahui, jika Noval dan Andro sedang terisolasi di tempat yang sangat sulit dijangkau oleh sinyal operator mana pun. Kecuali menggunakan alat penguat sinyal khusus. "Sepertinya ini, ada yang tidak beres dengan mereka berdua?" ujar Ayu, masih di dalam hatinya. Berspekulasi semakin liar di benaknya. Tentang keberadaan Noval dan Andro. Ayu pun terlihat tetap asyik dengan ponselnya itu. Hingga tiba-tiba saja ada rentetan SMS dari Andro dan Noval. Yang masuk ke nomor teleponnya. Yang membuat gadis itu sedikit terkejut. Ayu lalu membuka SMS dari Andro dan Noval, yang dikirim sejak beberapa hari yang lalu. Tetapi baru dapat masuk hari ini. Setelah membaca seluruh isi SMS itu. Ayu pun tampak terkejut dibuatnya. "MEREKA BERDUA DALAM BAHAYA!?" teriak Ayu di dalam hatinya, dengan penuh keterkejutannya. "Dan mereka meminta aku, untuk menghubungi pihak berwenang? Lebih baik sekarang, aku telepon Andro atau Noval saja. Semoga saja mereka dapat aku hubungi sekarang," Ayu lalu menghentikan aktifitas onlinenya. Lalu mencari nomor Andro di phonebook nya. Sesudah nomor Andro dapat ia temukan. Ayu langsung menghubunginya. Terdengar nada tunggu di phablet nya itu. Akan tetapi hingga nada tunggu itu usai. Panggilan itu pun tak diangkat oleh Andro. Hingga Ayu pun mengulanginya sebanyak 3 kali. Tetapi tetap saja, panggilan teleponnya itu tak diangkat oleh Andro. Entah ada apa dengan Andro, yang masih berada di gugusan Pulau Kematian itu. "Seperti biasanya, sepertinya Andro masih tertidur, sepagi ini," ucap Ayu di benaknya. Ayu lalu masuk kembali ke dalam phonebook nya. Dan kali ini, ia pun mencari nomor ponsel Noval. Dan saat ia menemukannya, ia pun segera menghubungi nomor ponsel Noval itu. Tetapi hal yang sama terjadi. Noval tak mengangkat telepon dari dirinya itu. Hingga membuat Ayu kesal dibuatnya. "MEREKA BERDUA SAMA SAJA! SAMA-SAMA TIDAK JELAS!" omel Ayu di dalam hatinya, dengan memasang wajah kesal. "Lebih baik aku SMS mereka saja, karena aku rasa sinyal internet di tempat mereka saat ini sangat buruk sekali," Ayu pun lalu masuk ke menu SMS yang ada pada ponselnya. Lalu mulai mengetik melalui keyboard qwerty virtual pada ponselnya. "Kalian serius atau tidak sih, kalau kalian sedang terancam dibunuh? Aku tidak mau melaporkan ke pihak berwajib, kalau belum ada kepastian dari kalian," isi SMS Ayu itu, yang segera dikirim ke nomor Andro dan Noval. Yang langsung ada pemberitahuan tentang terkirimnya SMS nya itu. Seusai melakukan hal itu. Ayu pun melangkahkan kakinya meninggalkan balkon rumahnya, menuju ke dalam rumah berlantai dua itu. Untuk melanjutkan aktifitasnya. *** Sementara itu di gugusan Pulau Kematian, di Pulau Hitam, yang merupakan pulau utama dari gugusan kepulauan kecil itu. Terlihat Andro dan Noval akhirnya terbangun juga dari tidurnya. Entah mengapa, kali ini mereka terbangun paling awal di antara mereka semua. Tak seperti biasanya. Yang selalu bangun paling siang. Tampak Andro dan Noval lalu bangkit dari tidurnya, dan lalu bersila di spring bed yang mereka tiduri itu. Mereka berdua nampak tengah mengumpulkan sesuatu. Entah itu tenaga dalam mereka, atau roh mereka di dalam tubuh mereka. Setelah cukup lama bersila, mereka berdua pun lalu saling bicara. "Sepertinya, tadi Hp ku ada yang menelepon dan SMS deh?" ucap Noval, memulai pembicaraannya di antara mereka. "Sepertinya, Hp ku juga begitu," timpal Andro, seakan tak mau kalah. Andro lalu mengambil tasnya. Yang berada di jangkauan tangan kanannya. Setelah tasnya berada di pangkuannya. Andro lalu membuka ritsleting tas itu separuh, lalu tangan kanannya pun masuk ke dalam tas itu. Dan mengambil 2 buah smartphone layar sentuh mereka. Satu ponsel diberikan kepada Noval, yang menerimanya dengan datar. Andro lalu menaruh smartphone miliknya, di atas spring bed itu. Lalu ia pun menutup kembali ritsleting tasnya. Dan menaruh kembali tas itu di tempat semula, dengan begitu lembutnya. Setelah itu Andro membuka kunci smartphonenya, dengan menyentuh tombol sidik jari di sebelah kanan smartphonenya, dengan jari telunjuk kanannya. Smartphone itu pun terbuka. Dan tampak di layar smartphone itu. Ada ikon SMS yang masuk ke dalam nomor teleponnya. Yang segera ia buka dan ia baca isinya. "Rupanya SMS dari Ayu," kata Andro di dalam hatinya. Andro lalu keluar dari menu SMS itu. Yang membuat dirinya masuk ke menu utama. Hingga pemberitahuan adanya panggilan tak terjawab dari Ayu dapat ia lihat. Yang membuat dirinya terkejut. "AYU, TELEPON AKU!" seru Andro, dengan penuh kegirangannya. Seperti habis menang undian saja. "Ya, sama. Ayu pun menelepon aku. Dan laporan pemberitahuan SMS yang aku kirim kemarin hari, sudah ada. Itu berarti sekarang kita bisa berhubungan dengan dunia luar!" ucap Noval tak kalah serunya dari Andro. "Sebaiknya, aku telepon Ayu sekarang," ujar Andro, lalu segera menelepon Ayu, dengan menggunakan smartphonenya itu. Tak perlu menunggu waktu lama. Ayu pun segera menerima telepon dari Andro. "Halo ..., Ayu?" ucap Andro dengan penuh kebahagiannya. "Ya, ada apa Ndro? Kamu sepertinya bahagia sekali, menelepon diriku?" timpal Ayu, di ujung sana. Dengan nada penuh selidik. "Bagaimana aku tidak bahagia, aku di sini dicekam oleh rasa ketakutan karena kematian yang bisa mengintai kami setiap waktu," jelas Andro, dengan nada suara yang manja. "Aku tidak percaya, kamu kan orangnya lebay ...!" sahut Ayu, dengan nada ketidakpercayaannya. "Ya, kalau begitu biar kamu bicara dengan Noval saja," Andro lalu memberikan smartphonenya kepada Noval dengan tangan kanannya. Yang segera diambilnya dengan tangan kanan Noval, lalu segera berbicara dengan Ayu, lewat hubungan telepon seluler itu. "Andro benar Yu, kami semua ternyata sedang dijebak. Untuk dibunuh di Pulau Kematian ini. Oleh karena itu, aku mohon. Cepatlah kamu lapor ke pihak kepolisian sekarang juga," tutur Noval, dengan nada bicara yang terburu-buru, seakan dirinya itu sedang diburu oleh waktu. "Kalau begitu, baiklah, Tapi sekarang kalian sedang berada di mana?" tanya Ayu, dengan penuh selidik. "Berikan saja nomor teleponku atau Andro, mereka pasti akan melacak keberadaan kami, dengan meminta posisi kami kepada pihak operator seluler yang kami pakai," jelas Noval kepada Ayu. "kalau begitu, aku akan segera melakukannya. Sampai jumpa kembali di Jakarta nanti," Ayu pun lalu memutuskan hubungan telepon seluler itu. Seakan malas untuk bertelepon lama-lama dengan mereka berdua. Seakan kedua mahasiswa itu telah membuat gadis cantik itu kesal bukan main.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD