BRUK!
Suara jatuh itu membuat para osis menoleh, Tak jauh dari posisi mereka. Chloe tampak berusaha mengambil ransel nya yang jatuh akibat terlalu lama berdiri dengan satu kaki. Ia membereskan buku-buku nya yang sempat terjatuh dari dalam ransel dengan terburu-buru.
"Waduh, Gawat. Jangan sampai hukumanku bertambah, Udah 30 menit berjalan tinggal setengah jam lagi. Aku pengen cepat-cepat pulang," Pikir Chloe panik, Ia memasukkan semua buku-buku nya dalam ransel dan memastikan sudah tertutup sepenuhnya.
Ezra mendelik marah. "Hei! Siapa suruh kamu berhenti. Hukuman mu saya tambah 30 menit lagi!" Kata nya ingin menghampiri Chloe, Aura nya benar-benar suram.
"Maaf kak, Ranselku jatuh," Balas Chloe sedikit berteriak.
Felix mengernyitkan alisnya usai memandangi Chloe beberapa saat. "Lho, Itukan anak yang tadi," Tanya nya bingung.
"Anak yang mana?" Nio disampingnya menoleh.
"itu lho yang nanyain siapa nama ketos di sekolah ini, Neil juga jadi saksi nya tadi," Jelas Felix.
"Iya, Dia cari kamu Justin," Sahut Neil mengangguk.
Justin mengangkat satu alisnya heran. "Serius, Dia gak tahu namaku?"
Felix dan Neil mengangguk kecil menjawab pertanyaan Justin. Pandangan Justin beralih pada Ezra yang tampak memarahi Chloe di tengah lapangan. Pemuda yang menjabat sebagai wakil ketos 1 itu tampak kesal dan si gadis yang hanya bisa meringis sambil memegang kedua kupingnya dan mengangkat satu kakinya kembali.
"Ada yang tahu nama murid baru itu?" Justin memandangi teman-temannya namun dibalas gelengan oleh mereka.
Dia memutuskan menghampiri Ezra yang masih memarahi Chloe lalu menepuk pundak sabahat nya itu.
"Ezra,"
Amarah Ezra mulai mereda karna kehadiran Justin, Dia hanya menoleh meski ekspresi nya masih kesal.
"Apa yang membuatmu menghukumnya?" Tanya Justin sesekali memperhatikan Chloe yang menatap tiang di depan nya.
"Dia terlambat saat mos tadi, Bahkan dia terlambat 15 menit," Kata Ezra kesal.
"Biar aku yang bicara, Enggak apa-apa aku bisa memutuskan sendiri,"
Walau Ezra merasa ragu namun dirinya tetap mematuhi permintaan Justin dan sedikit menyingkir dari sana agar Justin bisa leluasa untuk bicara dengan Chloe.
"Kamu bisa berhenti sekarang, Saya mau bicara," Justin menghampiri Chloe dan berhenti 3 meter di hadapan si gadis.
Chloe menghela napas lega akhirnya dia tidak perlu lagi mengangkat satu kaki dan memegang kedua kupingnya. Ia kini berhadapan langsung dengan si ketua osis.
Justin tanpa basa-basi langsung menanyakan nama si gadis. "Siapa namu mu dan berasal dari kelas mana?"
"Chloe Watson dari kelas X IPS B,"
Si ketua osis membuka surat di tangannya, Lalu netra berwarna orange itu tertuju pada nama si pengirim surat. "Dari C.W, Sepertinya terlihat sesuai,"
Chloe kebingungan dengan maksud Justin, Tak lama Justin menunjukkan surat di tangannya pada Chloe.
"Apa surat ini milikmu?"
Sesaat Chloe memperhatikan setiap kalimat yang tertera di surat itu sebelum mengangguk membenarkan. "Benar surat ini milikku, Kurasa tidak ada yang aneh di surat ini,"
"Kebetulan sekali bertemu orang nya secara langsung, Memang tidak ada yang aneh. Tapi apa menurutmu bagus menjelek-jelek kan anggota osis, Hmm...?" Justin melipat surat itu lalu memberikannya pada Ezra dan langsung diterima dengan sigap oleh Ezra.
"Menjelek-jelekkan? Maksud kakak apa?"
"Di surat itu tertulis kalau kau seolah sok tau tentang sifat kami masing-masing, Padahal kita saja tidak mengenalmu," Balas Justin tenang.
Chloe diam sejenak, Ia mengingat-ingat beberapa kalimat yang tertulis di surat itu. Sebelum kemudian tersenyum kikuk.
"Ah itu, Sebenarnya kak Justin salah paham. Aku tidak bermaksud menjelek-jelekkan anggota osis. Itu menurut pendapatku pribadi saat pertama kali melihat kalian, Maka nya kutulis begitu," Jelas Chloe tersenyum tipis.
"Benar tidak ada maksud tertentu?" Justin sedikit menyipitkan matanya. Menatap dengan intimidasi.
"Iya kak," Chloe mengangguk kecil.
"Baiklah, Kau bisa pulang sekarang," Putus Justin setelah merasa tidak ada lagi yang perlu dia bicarakan dengan Chloe.
"Tapi Justin–" Ezra tersentak karna tiba-tiba Justin menyuruh Chloe pulang, Padahal gadis itu belum menyelesaikan hukumannya. Namun Justin lebih gesit mengangkat satu tangannya, Mengkode agar Ezra diam.
Tentu saja Ezra seketika langsung terdiam, Ia menghela napas gusar melihat kode Justin.
"Makasih kak," Chloe tersenyum bahagia, Akhirnya dia bisa pulang. Chloe lelah sekali.
Justin mengangguk kecil, Sementara Chloe langsung memakai ransel nya dan bergegas pergi dari hadapan Justin serta Ezra.
Tap! Tap! Tap!
"Justin, Kenapa kau membiarkan dia lolos?" Tanya Neil sembari mendekati Justin bersama anggota lain. "Bukannya hukumannya belum selesai ya?"
"Lebih baik begitu, Kita tidak ada urusan dengannya. Lebih baik kita fokus dengan rapat kali ini," Justin berbalik memandang satu-persatu temannya.
"Aku tidak terlalu yakin, Tapi tampak nya surat ini menarik perhatianmu Justin," Ezra kembali menunjukkan surat milik Chloe namun disanggah oleh pemuda bernetra orange itu.
"Tidak bukan itu, Apa kalian ingat siapa nama murid baru yang bisa masuk beasiswa tahun ini?" Tanya Justin balik.
"Tentu saja ingat, Chloe Watson kan?" Celetuk Nio dan diangguki oleh Justin.
"Tunggu! Jangan bilang rencana nya itu...," Felix menatap kaget dan Justin tersenyum tipis.
"Ya, Seperti yang diinginkan oleh kepala sekolah. Kita akan melakukannya tahun ini,"
Beberapa anggota disana memilih diam, Sibuk dengan pikiran masing-masing. Sementara Ian yang sejak tadi memilih menyimak tak sengaja melihat sesuatu yang berkilau di dekat tiang.
Ia melangkah mendekati benda yang berkilau itu dan mengambilnya, Sebuah gantungan kunci berbentuk beruang kini berada di tangannya. Dia berpikir gantungan itu milik Chloe.
Ian memutuskan menyimpan gantungan tersebut dan kembali menuju teman-temannya.
TBC