bc

The Queen's Revenge

book_age16+
103
FOLLOW
1K
READ
reincarnation/transmigration
second chance
kickass heroine
independent
twisted
bxg
brilliant
another world
rebirth/reborn
villain
like
intro-logo
Blurb

Sekuel "Become an Antagonist Lady"

***

Ruby tidak mengerti apa yang baru saja terjadi padanya. Ketika ia membuka mata, ia masih berada di dalam kamarnya. Namun apa yang baru saja ia alami terasa begitu nyata. Apakah harapannya di ambang kematian telah Tuhan kabulkan?

Sebelumnya, Ruby adalah seorang seorang putri bangsawan kelas bawah yang terpilih menjadi putri mahkota. Dan hidupnya berakhir tragis sebagai ratu di pengasingan karena dibunuh oleh sekelompok penjahat bayaran.

Dan sekarang, Ruby diberi kesempatan untuk mengulang kembali masa hidupnya, serta melawan para musuh yang telah membuatnya menderita.

Namun, akankah ia berhasil memperbaiki nasibnya, sementara musuhnya adalah orang-orang yang sangat licik dan memiliki kekuasaan tinggi?

"Aku tidak akan mengampuni mereka. Tidak sedikit pun. Aku akan mendapatkan kembali semua yang sudah menjadi hakku, termasuk suamiku. Dan aku tidak akan membiarkan mereka kembali merenggut anak-anakku dariku." - Ruby Bentley.

chap-preview
Free preview
01 - Ratu yang Diasingkan
"Yang Mulia, apa Anda baik-baik saja? Anda tampak pucat. Apakah perlu saya panggilkan tabib?" Hana bertanya pada Sang Ratu - atau tepatnya kini telah menjadi mantan ratu setelah digulingkan dengan begitu keji beberapa minggu yang lalu. "Aku tidak apa-apa, Hana. Hanya saja, mendadak perasaanku tidak enak," jawab mantan ratu tersebut. Namanya adalah Ruby Bentley. Dia tumbuh besar di pinggir kota bersama ayahnya yang merupakan seorang Baron, sebelum akhirnya memasuki istana. Takdir mengantarkan gadis berhati mulia itu menjadi seorang ratu. Namun, sayang. Itu semua justru menjadi awal kehancuran baginya. Ruby harus mendapati bahwa suaminya jatuh hati pada wanita lain, yang kemudian diangkat menjadi selir kesayangannya. Ruby terabaikan. Dan penderitaannya terus berlanjut bahkan hingga ia mengalami dua kali keguguran. Dan kali ini, di kehamilannya yang ketiga, ia justru harus terusir dari istana akibat fitnah keji selir Raja. Namun, Ruby pikir, inilah yang terbaik untuk dirinya dan calon bayinya. Dengan keluarnya ia dari istana, mungkin ia tak akan lagi dianggap halangan bagi para musuh. 'Maafkan Ibu. Ibu harus menyembunyikan keberadaanmu dari dunia, bahkan ayahmu sendiri, anakku. Tapi percayalah. Ibu melakukan semua ini demi kebaikanmu. Bagaimana pun caranya, kau harus bisa lahir dengan selamat. Ibu sudah sangat lama menantikan kehadiranmu, anakku,' batin Ruby sambil mengusap perutnya yang masih datar. Baginya, tak masalah jika ia harus kehilangan apapun di dunia ini, asal ia bisa mempertahankan bayinya. Ia tidak mau kehilangan darah dagingnya lagi. Tidak untuk yang ketiga kalinya. "Yang Mulia, apa Anda ingin saya ambilkan air dan buah-buahan? Anda harus makan dan minum sesuatu. Wajah Anda sangat pucat," desak Hana, dayangnya yang paling setia. Tak tega melihat raut kekhawatiran di wajah Hana, akhirnya Ruby mengangguk. Buah dan air terdengar lebih baik daripada ia harus meneguk tonik dari tabib. Lagi pula, jika bukan Hana, maka siapa lagi yang akan memperhatikannya? Saat ini hanya Hana yang ia miliki. Mereka tinggal berdua di pulau terpencil sebagai hukuman atas tuduhan yang diterima Ruby - meracuni ibu suri. "Baiklah baiklah. Bisa kau ambilkan aku air dan sebuah apel?" pinta Ruby. Hana menarik kedua sudut bibirnya ke atas. "Baik, Yang Mulia. Akan segera saya siapkan untuk Anda." Ruby terkekeh. Ia membiarkan dayangnya keluar dari kamar. Sembari menunggu, Ruby membaca sebuah buku dongeng usang pemberian ayahnya belasan tahun lalu. Namun, ketika ia sedang sibuk membaca, suara gaduh dari luar pondoknya berhasil membuat perhatiannya tersita. "Seperti suara logam yang bergesekan," gumamnya. "Pedang?" Bola matanya membulat. Segera, ia menutup buku dongeng yang sedang ia baca. Ia bangkit dan berjalan ke arah pintu untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di luar pondoknya. Baru saja Ruby hendak membuka pintu kamarnya, terdengar suara Hana yang membuatnya membeku di tempat. "Yang Mulia, selamatkan nyawa Anda! Anda berada dalam bahaya. Mohon kunci pintu dan lakukan apa saja untuk-- ARRRGH!" Suara Hana berakhir bersamaan dengan jerit kesakitan dan sesuatu seperti pedang yang menancap pada suatu obyek. Ruby membungkam mulutnya. Pupil matanya bergetar dengan air mata yang mulai mengalir tanpa dapat ia tahan. Apa yang sebenarnya terjadi di luar? Apakah dia sedang diserang? Namun, siapa mereka? Dan apa motif mereka? Dengan tangan gemetar, Ruby segera mengunci pintu kamarnya. Ia bergerak cepat mencari tempat persembunyian di kamar itu. Namun nihil. Hanya ada kasur lantai dan sebuah lemari tua di sana. Jika benar penjahat-penjahat itu hendak memburunya, maka mustahil Ruby bisa selamat. Ia tak punya tempat bersembunyi atau pun senjata untuk melawan. "Bayiku... kali ini aku mohon jangan lagi!" lirihnya dengan suara bergetar hebat. Ia memegangi perutnya yang masih rata. Saat ini, ia berada di titik ketakutan yang paling mendalam di hidupnya. Dan ketika suara dobrakan pintu terdengar, Ruby terperanjat. Dengan sendirinya ia meringkuk di sudut ruangan sambil memeluk perutnya - berusaha melindungi janin di dalam kandungannya. 'Yang Mulia, tolong aku! Selamatkan bayiku - bayi kita! Yang Mulia, aku mohon sekali ini saja!' Namun naas. Pintu kamat Ruby berhasil didobrak. Ruby menatap nyalang tiga penjahat dengan wajah tertutup kain hitam yang berdiri menjulang di hadapannya. "Lancang! Apa kalian tahu siapa aku? Kalian pasti akan menyesal jika kalian sampai-" "Menyesal? Kenapa kami harus menyesal hanya karena menyingkirkan hama sepertimu?" Ruby menggigit bibir bagian dalamnya hingga berdarah. "Bagaimana? Siap menjemput ajal Anda, Yang Mulia?" tanya salah satu dari penjahat itu. Jadi, mereka tahu siapa Ruby? Itu artinya mereka memiliki maksud tertentu pada Ruby. Besar kemungkinan, mereka adalah orang suruhan musuh Ruby selama di istana. "Kalian ... kalian orang-orang suruhan Selir Grace?" tebak Ruby. Ketiga pria itu tertawa dengan begitu menyeramkan. "Selir? Selir katamu? Sayangnya kau salah, Yang Mulia mantan Ratu yang terabaikan. Kami datang bukan atas perintah seorang selir. Melainkan, atas titah Yang Mulia Ratu kami yang baru - Yang Mulia Ratu Grace Carnell." Ruby sudah tahu fakta itu. Grace - orang itu sudah diangkat menggantikannya menjadi ratu. "Bukankah dia sudah mendapatkan semua yang dia inginkan? Lantas kenapa dia masih ingin menyakitiku? Apa belum cukup aku diasingkan di sini baginya? Apa lagi yang dia inginkan dariku?" isak Ruby. Ia amat sangat ketakutan. Jika dirinya masih sendiri, mungkin ia akan pasrah dengan takdirnya. Namun, kali ini ia memiliki sesuatu yang harus ia jaga dan pertahankan. Bayinya. "Yang Mulia menginginkan ketenangan," jawab si penjahat. "Dia sudah memiliki segalanya. Kekuasaan, bahkan cinta Yang Mulia Raja. Lalu apa yang-" "Yang Mulia Ratu tidak ingin bayi yang ada dalam kandunganmu itu merusak segalanya. Jadi, kau dan bayi itu harus segera mati, Ruby Bentley." Ruby menggeleng. Setengah mati ia menyembunyikan kehamilan ketiganya - bahkan dari Sang Raja - demi menyelamatkan janin tak berdosa itu. Namun mengapa Grace tetap bisa mengetahuinya? "Kami tidak suka berbasa-basi. Ada kata-kata terakhir sebelum pedangku menebas lehermu, mantan ratu yang malang?" Ruby menggeleng lemah. "Aku mohon jangan! Tolong biarkan aku hidup!" Namun, ketiga pria di hadapannya malah tertawa, membuat Ruby benar-benar putus asa. Mustahil baginya bisa selamat. Beberapa detik lagi, ajal akan menjemputnya, bersama dengan janin berusia dua setengah bulan di dalam perutnya. Dengan tatapan penuh dendam, ia mendongak menatap penjahat itu satu per satu. "Baik. Lakukanlah! Namun aku bersumpah kalian semua pasti akan menyesal. Aku bersumpah kalian semua akan hancur suatu hari nanti. Kau, ratumu, dan semua yang terlibat pasti akan menerima ganjaran yang setimpal atas apa saja yang telah kalian renggut dariku!" jerit Ruby dengan suara bergetar, yang disusul ayunan pedang yang akhirnya benar-benar membawa wanita itu pada kematian. 'Anakku, maafkan Ibu. Lagi-lagi Ibu gagal melindungimu. Tapi kali ini Ibu akan pergi bersamamu. Jika Tuhan mengizinkan, Ibu ingin diberi kesempatan untuk bisa menimangmu di kehidupan selanjutnya.' Dan begitulah hidup Sang Ratu yang Terabaikan itu berakhir. Matanya memejam di tengah genangan darah, dengan dendam membara yang tertinggal pada setiap orang yang terlibat dan menyebabkan penderitaannya selama ini. Grace Carnell dan orang-orang di belakangnya - Ruby bersumpah mereka semua akan mendapatkan balasan yang setimpal setelah ini.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.1K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
4.0K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook