"Masuklah..." ucap seorang perempuan berperawakan tinggi dengan wajah tirus. Aslan berjalan masuk ke sebuah gubuk bambu sederhana di tengah hutan. Ada dua kamar dengan bilik berpintu selambu. Di tengah ruangan terdapat meja bundar dengan tiga kursi mengitari di sekelilingnya. Aslan duduk pada salah satu kursi. "Tunggu sebentar, aku akan menemui guru," ucap perempuan tersebut. Setelah si perempuan pergi, Aslan merasa tubuhnya menggigil hebat. Buku-buku jarinya terlihat pucat dan mulai menampakkan urat-urat kecil berwarna hitam. Tenggorokannya kering, dadanya terasa panas. Darah hewan tak mampu lagi mengatasi rasa haus yang ia rasakan. Aslan sangat frustasi sebab tak bisa lagi mendapatkan darah dari para pendonor. Ia begitu shock ketika tak mendapati pondok yang baru saja ia tinggal