Naira menuruni undakan kecil dari teras menuju ke halaman. Jody sudah bersiap di samping mobil untuk mengantarnya ke pusat kota. Naira mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Menunggu sosok Aslan yang sejak pagi tadi beluk terlihat. "Nona? silahkan masuk. Saya akan mengantar Anda." Jody membukakan pintu. "Em-- Jody. Apa Tuan Giordan yang menyuruhmu mengantarku?" "Benar, Nona Cantik. Tuan meminta saya secara langsung." Jody tersenyum genit sehingga membuat Naira merasa aneh. "Oh!" "Ada apa, Nona cantik?" Lagi-lagi Jody kembali tersenyum genit membuat Naira semakin risih dengan sikap pria paruh baya itu. "Jody-- sebenarnya aku menunggu--" Naira tak melanjutkan kalimatnya. Membicarakan Aslan di depan Jody tentu bukan pilihan yang tepat. "Apakah Anda menanti kehadiran si tampan Aslan?