Part 7

1189 Words
Saat minum kopi bersama, dua wanita yang berbeda usia ini terlihat sangat canggung. Tentu saja, karena mereka belum pernah melakukan ini sebelumnya. Mereka beberapa kali pernah bertemu, tapi itu tidak cukup untuk membuat mereka menjadi sedikit lebih dekat. Lia tidak begitu memikirkan dekat atau tidak dirinya dengan Sella, karena itu tidak penting. Apalagi Sella terlihat beberapa kali memberikan lirikan sinis padanya. Ini membuat Lia berpikir, apa wanita itu tahu tentang hubungannya dengan Samuel? Apa Tiffany membagi hal seperti itu dengan sekretarisnya? "Bisakah aku mengatakan padamu?" lalu secara tiba-tiba Sella yang sejak tadi diam, kini mengajukan pertanyaan seperti ini pada Lia "Ya, tentu saja," ucap Lia. Sella tidak langsung bicara, wanita ini menatap Lia selama beberapa saat. Apa yang akan ia katakan mungkin tidak ada hubungannya dengan dirinya, tapi ia sungguh tidak bisa menahan pertanyaan ini lagi. "Kapan kau akan berhenti melakukannya? Sudah 1 bulan setelah atasanku mengetahui hubungan kotor itu. Bu Tiffany masih yakin bisa mendapatkan suaminya lagi. Tapi, apa kau akan melepaskannya?" kalimat inilah yang keluar dari mulut Sella. Lia cukup terkejut mendengarnya, sebab tidak menyangka kalau Tiffany berbagi masalah itu dengan Sella. "Apa yang kau bicarakan? Aku ...." "Berhentilah berpura-pura, aku sudah tahu semuanya. Aku sudah bekerja dengan Bu Tiffany selama 15 tahun, tidak ada hal yang tidak kuketahui." Sella menyela kalimat Lia. Bukannya menjawab pertanyaan Sella, Lia justru pergi. Ia merasa ini tidak ada hubungannya dengan Sella, tidak sedikit pun. Wanita itu hanya seorang sekretaris yang tidak tahu apa-apa, tapi sudah berani banyak bicara. Masalah ini tidak harus dibicarakan dengan seseorang seperti itu. •••• Sedangkan di tempat bermain biliar, Lucas telah memenangkan pertandingan. Ini membuat Alex berdecak kesal karena ia begitu ingin memenangkan pertandingan ini, agar bisa mendapatkan apa yang telah Lucas janjikan. Namun, Lucas memang tidak terkalahkan dalam hal bermain biliar. Karena kalah, maka Alex harus memberikan sesuatu pada Lucas, dan itu adalah barang yang ia pertaruhkan. Yang Alex berikan adalah sebuah jam tangan merk terkenal yang sangat mahal dan merupakan edisi terbatas. Lucas bermain bukan untuk hadiah seperti ini, karena ia juga sudah punya jam tangan seperti itu yang didapat dari ibunya. Permainan ini bertujuan hanya untuk membuat Bella menangis, sedangkan hadiah hanya pelengkap saja. Pertama anaknya yang menangis, baru kemudian ibu Bella, dan akhirnya wanita itu akan memohon maaf atas semua kesalahan yang dia lakukan pada ibunya. "Sayang sekali aku kalah, padahal aku ingin sekali membuatmu menjadi pelayanku. Mungkin lain kali aku bisa melakukannya." Alex bicara pada Bella, lalu pergi dari tempat itu. Jadi itu yang dipertaruhkan oleh kedua anak nakal itu. Bella mengetahuinya sekarang, membuatnya langsung menoleh pada Lucas yang memberikan senyuman jahat padanya. "Karena aku punya hutang padamu, bukan berarti kau bisa mempertaruhkanku untuk menjadi pelayan orang lain jika kau kalah!" dan Bella bicara dengan menekankan kalimatnya. "Jangan berlebihan seperti ini. Kau juga tidak menjadi pelayannya, kan? Itu hanya untuk efek kejut saja. Aku senang melihatmu menangis," ucap Lucas yang masih memberikan senyuman jahatnya pada Bella. "Oh ya, ini ponselmu." Lucas melempar ponsel ke arah Bella. "Tadi, pemilik toko mengirim pesan kalau dia memecatmu karena kau tidak datang di waktu yang ditentukan. Kasihan sekali. Menangislah lagi, itu akan menyenangkan." Dan si anak nakal ini kembali bicara. Bella juga sudah melihat pesan itu, membuatnya begitu marah pada Lucas, tapi ia tidak bisa mengeluarkan kemarahannya. "Ini tujuanmu yang sebenarnya? Membuatku kehilangan pekerjaan ini? Kau tidak akan berhasil melakukannya. Aku akan mendapatkan pekerjaanku lagi!" Bella menekankan kalimatnya, kemudian pergi meninggalkan Lucas. "Dia begitu percaya diri. Benar-benar bodoh!" Lucas baru saja bergumam. •••• "Saya mohon, Pak, biarkan saya bekerja di sini. Saya terlambat karena terjadi sesuatu tadi dan saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi." Bella terus memohon pada pemilik toko. Pria berusia 50 tahun ini terlihat masih sangat kesal pada Bella, karena dia sudah datang terlambat di hari pertama bekerja. Itu sudah cukup baginya untuk memperlihatkan betapa tidak disiplinnya Bella. "Kau janji tidak akan seperti itu lagi?" lalu datang seorang wanita yang merupakan istri dari pemilik toko. Wanita yang ramah dan lembut ini bertanya pada Bella. "Ya, saya berjanji tidak akan seperti itu lagi. Tolong jangan pecat saya." Bella menjawab, sekaligus memohon. "Jangan bilang kau termakan oleh janjinya," ucap pria si pemilik toko. "Aku mendapat telepon kalau Lily dibawa ke rumah sakit dan akan lama sampai dia kembali bekerja dan toko kita sangat ramai sekarang, jadi biarkan saja dia bekerja. Kita tidak tahu apa yang tadi terjadi padanya sampai dia datang terlambat." Lalu, istri dari pria itu kembali bicara. Baiklah, pria ini tidak bisa menolak keputusan istrinya. Di sisi lain toko juga sangat ramai sekarang dan kehadiran satu pekerja lagi pasti akan sangat membantu. "Baiklah, aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Cepatlah bekerja," ucap pria itu pada akhirnya. "Terima kasih." Bella membungkuk di hadapan sepasang suami istri itu dan setelahnya langsung pergi bekerja karena ia sudah berganti pakaian. Ya, Bella sempat pulang tadi, tapi hanya untuk mengganti seragamnya dengan pakaian biasa, bukan untuk makan karena ia sudah sangat terlambat. Walau sudah dipecat, tapi Bella memiliki keyakinan kalau ia pasti bisa kembali diterima di tempat ini, dan keyakinannya benar. Ini membuat Bella sangat bahagia karena ia mulai bisa menabung agar bisa membayar hutangnya pada Lucas. •••• Setelah belajar seharian, lalu sekarang bekerja tentu sangatlah melelahkan. Namun, Bella tidak menunjukkannya. Ia tersenyum ramah pada setiap pelanggan dan memenani mereka memilih baju atau sepatu. Bella tahu susahnya mendapat pekerjaan, jadi ketika sudah mendapatkan pekerjaan, maka ia akan melakukannya dengan sepenuh hati. Gadis cantik ini bahkan sampai berbohong pada ibunya dengan mengatakan sedang mengerjakan tugas sekolah, jadi akan pulang terlambat. Begitu banyak kebohongan dalam hidupnya setelah mengenal Lucas dan itu membuat Bella merasa bersalah pada ibunya. Ia diajarkan untuk selalu jujur, tapi keadaan memaksanya untuk berbohong. Entah ia melakukan hal yang benar atau tidak, yang pasti ia hanya tidak ingin menambah beban hidup ibunya. Saat ini, Bella sudah meninggalkan tempatnya bekerja. Gadis cantik ini berjalan menuju ke rumahnya dengan wajah yang terlihat lesu. Ya, ia sudah tidak bisa lagi memperlihatkan wajah cerianya karena ini sudah terlalu melelahkan. Bella juga lapar dan bisa saja membeli makanan dalam perjalanan pulang, tapi ia ingin sedikit berhemat. Saat sampai di rumah, Bella melihat ibunya berdiri di ambang pintu dengan raut wajah yang terlihat seperti seseorang yang sangat khawatir. "Kenapa Ibu di luar?" dan gadis cantik ini bertanya pada ibunya. "Kau sungguh belajar dengan teman-temanmu? Sampai selarut ini?" Lia meragukan pengakuan Bella di telepon tadi. "Ya, aku sungguh belajar dengan temanku. Aku akhirnya mendapatkan teman. Apa Ibu tidak bahagia mendengarnya?" dalam hatinya, Bella benar-benar merasa bersalah karena harus berbohong seperti ini. Lia menatap lekat Bella. Entahlah, Lia merasa sulit untuk mempercayai ucapan anaknya sendiri. Ia yang melahirkan Bella, lalu membesarkannya dengan kedua tangannya sendiri. Itu cukup untuk membuatnya mengenal semua hal tentang anaknya sendiri. "Kau tidak bergaul dengan orang yang salah, kan? Maksud ibu, jangan sampai pertemanan yang seperti ini merusak masa depanmu. Ibu sangat ingin melihatmu bisa melebihi ibu." Lia bicara dengan topik yang cukup dalam pada Bella. Ia tidak mau jika putrinya berakhir seperti dirinya dulu. "Aku akan menjaga diriku. Ibu tidak perlu khawatir." Bella tersenyum pada ibunya. "Baiklah. Ayo masuk." Lia meriah tangan Bella, lalu mengajaknya masuk ke dalam rumah. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD