Aku Rumahmu

1516 Words

Aku tersentak kala merasakan usapan di punggung tanganku. “Aku nggak mau menjanjikan apa-apa—” “Let me, Aa’ yang akan meyakinkan kamu. Kamu nggak perlu menjanjikan apa-apa, let it flow. Dia kembali mengeratkan genggamannya. “Kita sama-sama berjuang. Aa’ berjuang meyakinkan kamu bahwa kebahagiaan itu pantas kamu dapatkan, dan kamu berjuang kalau hidup bukan hanya tentang masa lalu.” Aku mengangguk, air mataku jatuh begitu saja, dengan cepat Ganda menghapus jejak air mata di pipiku seraya tersenyum. Begitu Ganda pergi, aku langsung masuk ke lobi. Aku melihat Pak Damar duduk di kursi lobi, menatap iPad di pangkuannya. Aku memilih tak menyapanya dan terus berlalu. “Jingga.” Aku menoleh, ternyata Pak Damar sudah di sampingku. “Baru pulang?” sambungnya. “Iya, Pak.” Aku menelisik wa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD