Mama untuk Arion

1409 Words

Damar’s POV “I miss you, Jingga.” Ini yang selalu aku ingin lakukan sedari awal bertemu kembali dengannya, memeluknya dan mengutarakan isi hatiku bahwa aku rindu. Jingga diam di dalam pelukanku, detik kemudian aku sadar dia menangis. Dengan sigap dia menyingkirkan air matanya yang lolos begitu saja. “I—ini tidak benar, Pak.” Dia berusaha melepas pelukanku tapi aku tak melepaskannya. “Kamu takut menyakiti hati kekasihmu? Atau sebenarnya dia memang bukan kekasihmu?” “Itu bukan urusan Bapak.” Jingga tampak salah tingkah, berulang kali dia menyeka air matanya. Aku melepas pelukan dan memutar tubuhnya menghadap ke arahku, mengambil dan menyimpan gelas yang tengah dia pegang. “Kamu beneran gak pacaran dengan dokter itu ‘kan?” tanyaku sekali lagi. Dia memutar bola matanya jengah. “Saya s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD