Terusik

1425 Words

“Sebegitu tak maunya kamu berada di dekat saya?” “Maksudnya, Pak?” “Lupakan.” Dia tertawa sumbang. “Saya terhibur dengan candaan kamu.” Pak Damar menarik tanganku, menuntunku ke arah sofa. “Sini, Ga, siang nanti sebelum meeting dengan Kencana Group, bagaimana kalau kita makan siang di—” “Saya akan menyerahkan surat pengunduran diri saya secara resmi pada Bapak.” Aku menarik tanganku hingga terlepas dari genggamannya. “Saya akan mengingatkan Bapak untuk bersiap dua puluh menit sebelum meeting dengan divisi keuangan nanti, permisi.” Pak Damar masih mematung di tempatnya berdiri saat ini, aku kembali ke arah mejanya mengambil remot yang terkoneksi dengan pintu ruangannya dan membukanya. “Jangan tinggalkan saya, Jingga,” lirihnya. Entah mengapa kalimat itu berhasil mencubit hatiku. Aku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD