Reina sudah hampir menangis ketika tangan Rian tahu-tahu merengkuh, lalu memeluknya. Tak ada kata atau ucapan apapun ketika Rian membawa tubuhnya ke dalam pelukan. Tubuh Rian yang kini tegap dan bidang, khas lelaki yang rajin berolah raga, mampu membuat Reina terhipnotis sesaat. Hingga kesadarannya seolah kembali, Reina melonggarkan pelukan dan menjauhkan tubuh Rian darinya. "Tolong hentikan sikapmu yang seperti ini, Rian. Biarkan aku hidup tenang seperti saat kamu belum kembali hadir di depanku." Reina berkata penuh harap. Dengan tatapan yang mampu membuat Reina terjatuh, Rian berusaha memandang wajah gadis itu dengan tatapan memuja serta rasa damba yang seolah membelenggu. "Jangan pernah berharap demikian, Reina. Karena itu tidak akan pernah. Aku sudah katakan padamu tadi, aku tak