Mata Revalia bergerak ke kanan dan kiri, dia berharap Amira mengerti. Dimitri menyeringai lebar. "Lo jangan berpikir melepas ikatannya, Dimitri," cegah Amira. "Hei, ayolah. Dia juga butuh bermain." Dimitri melepas lakban di bibir Revalia. "Biarkan Rere mendesah, Amira." "Ayolah, Amira." Revalia memohon. "Gue pengin ngerasain yang lo rasakan barusan." Sebuah erangan lolos dari bibir mungilnya. Matanya memejam. Lidah Dimitri sedang mengeksplorasi liang hangatnya. Mengecup, menjilat, menggigit. Amira berdecak sebal. Mendorong kepala Dimitri. "Gue bilang, dia milik gue." Amira bergerak pelan, berpindah ke sela kaki Revalia yang mengangkang. matanya menyalang, meliar, mendaratkan kecupan di belahan d**a Revalia dan berakhir di pusar. Revalia kembali mengerang. Amira semakin kesenangan. Lid