Adit berdiri, hendak melangkah keluar, tetapi ujungan matanya menangkap sesuatu diatas nakas. Sesuatu yang sangat dia kenal, seuah kotak perhiasan yang dulu pernah dijadikan mahar bagi Risma. Adit pun mendekat untuk memastikannya, tapi Ketika sudah dekat, ternyata bukan hanya perhiasan saja yang ditinggalkan, tetapi ATM yang diberikan Adit pada Risma pun ditinggalkan diatas sehelai kertas yang sepertnya Risma menulis surat buat Adit.
Adit mengambil ATM miliknya yang dulu diberikan pada Risma, lalu tangannya meraih kertas itu dan membaca tulisannya secara perlahan.
Teruntuk Mas Adit.
Assalammualaikum wr. wb.
Mungkin aku tidak akan panjang lebar menulis surat ini mas, aku hanya ingin menyampaikan terimakasih sama kamu, karena kamu sudah pernah hadir dalam hidupku hadir dalam hatiku, memberiku kebahagiaan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya, kehadiranmu membuat hidup aku menjadi sempurna, kamu yang melengkapi semua kekuarangan dalam hidupku.
Terima kasih, karena kamu sudah mau menikahiku, dan menjadikan aku istri kamu walau hanya untuk beberapa jam saja, membiarkan aku mendapat hak pahalaku atas dirimu. Maafkan aku, kalau sudah membuat hati kamu terluka mas. Dan aku harap kamu akan selalu Bahagia Bersama cintamu yang baru.
Dan ini, aku meninggalkan semua yang pernah kamu berikan padaku, karena jujur saja, aku tidak membutuhkannya, karena kamu sudah memberikan sesuatu yang lebih berharaga dalam hidupku, yaitu sesuatu yang tidak mungkin aku tinggalkan, dan aku akan membawanya serta merawatnya dan membesarkannya. Biarlah anak yang aku kandung ini akan menjadi obat kerinduanku padamu, mas.
Sekelali lagi, terima kasih atas semuanya, dan selamat tinggal.
Wanita yang selalu mencintaimu
Risma Diva Sanaya
Adit angsung meremas rambutnya dengan kedua tangannya yang masih memegang surat dari Risma. Ternyata apa yang dikatakan oleh Fajar itu benar adanya, kalau Risma memang hamil, dan mungkin saat ini anaknya sudah lahir dan sudah berusia sekitar dua atau tiga bulan. Tapi, kenapa dia tidak datang padanya? Malah memilih meninggalkan rumah yang sengaja diberikannya untuk Risma, dan meninggalkan semua pemberiannya? Lalu bagaimana kehidupannya? Darimana dia akan mencari uang untuk biaya persalinan dan menghidupi diri serta anaknya?
Dalam kebingungan, Adit pun keluar dari kamar dengan membawa kotak perhiasan dan surat yang ditinggalkan oleh Risma. Adit langsung keluar dari rumah menuju mobilnya setelah kembali mengunci rumah tersebut, dan Adit duduk dibelakang kemudi hatinya semakin sakit. Andai waktu bisa diulang. Sudah tentu Adit tidak akan mengucapkan talak itu pada Risma, dan akan selalu menjadi suami yang peduli buatnya. Namun sayang, semua sudah terjadi. Kini Adit hasul terima kenyataan, kalau dirinya benar – benar sudah dikalahkan. Darimana adit harus memulai untuk mengurai benang yang kusut ini, apakah harus mencari Risma? Atau mencari tahu kebenaran tentang Video yang diberikan oleh Marghareta?
Tentu saja, dengan kejadian yang dialaminya saat ini, Adit merasa yakin kalau mamahnya sengaja merekayasa Video tersebut. Kebodohannya adalah langsung percaya dengan apa yang dilihatnya saat itu, tanpa memeriksa terlebih dahulu kebenarannya. Semua karena rasa kecewa terhadap Risma sangat besar, karena Cinta yang besar juga hingga membuat Adit terlalu berharap kalau Risma pun mencintainya, namun saat mamahnya menujukan Video itu, kekecewaan menutupi mata hatinya, hingga Adit tidak bisa berpikir jernih, dan kini yang tersisa hanya penyesalan yang bergelayut dalam pikrannya.
Raditya segera meninggalkan rumahnya. Tujuannya kali ini adalah pulang kerumah dan meminta pertanggung jawaban dari Marghareta sekaligus meminta kejujurannya tentang rekaman Video itu. Adit sudah bulat untuk pergi dari rumah Marghareta yang sebenarnya adalah rumahnya. Kekecewaan terhadap mamahnya itu menumbuhkan rasa benci yang mulai membesar pada Marghareta, apa lagi kalau Marghareta terus – terusan menekannya untuk menikahi Miranti, maka Adit tidak akan pernah mau mengakui Marghareta sebagai ibu tirinya lagi.
*****
Tidak butuh waktu lama, Adit pun sudah sampai di rumahnya, dan langsung disambut hangat oleh Miranti yang juga sedang menunggunya,
“ Kamu habis darimana, mas?” tanya Mirati sambil melempar senyum manis kearah Adit.
“ Habis dari rumah temen,” jawab Adit dingin sambil berjalan menuju kamarnya tanpa memperdulikan Miranti yang mencoba bersikap manis dan manja padanya. Tentu saja, hal itu membuat Miranti kesal.
“ Tante, liat tuh mas Adit,” ucapnya dengan nada manja sambil menghentak – hentakan kedua kakinya kelantai.
Melihat sikap Adit yang begitu dingin menanggapi Maeghareta pun terlihat kesal, dia segera mengejar dan menarik tangan Adit yang hendak menaiki tangga menuju kamarnya.
“ Adit! Kamu ini kenapa sih?” Adit pun menghentikan langkahnya lalu berbaling menatap mamah tirinya itu.
“ Memangnya kenapa? Adit tidak apa – apa. Adit hanya mau kekamar mau istirahat,” ucapnya dengan nada ketus.
“ Kamu tidak bisa seperti itu dong, Miranti dari tadi menuggu kamu untuk memlihat gaun pengantin yang akan dipakai dipernikahan kalian nanti. Dan mamah sudah menentukan kalau kamu dan Miranti akan menikah minggu depan,” Mendengar perkataan Marghareta seperti itu, mengambil keputusan tanpa bertanya dulu padanya, meyakinkan Adit kalau apa yang dikatakan Fajar itu benar. Mamanya memang sengaja ingin menjodohkan dirinya denga Miranti, dan tidak akan pernah mengijinkannya menikah denga Wanita lain.
“ Mah, selama ini Adit menghormati mamah, dan selalu menganggap mamah itu sebagai mamah kandung Adit. Tapi bukan berarti mamah bisa menentukan hidup Adit seperti yang mamah mau,” ucap Adit sambil menatap Marghareta, “ Harus berapa kali Adit mengatakan, kalau Adit tidak akan pernah mau menikah dengan Miranti, karena Adit tidak pernah mencintainya. Apa mamah belum paham juga.” Raditya sedikit membetak Marghareta karena kesal.
“ Tapi yang mamah lakukan itu demi kebaikan kamu, Adit. Mamah ingin kamu memiliki istri yang benar – benar tulus mencintai kamu, dan juga memiliki kepribadian yang baik, tidak seperti si Risma yang sudah menipu kamu,” sanggah Marghareta.
“ Risma yang menipu atau memang mamah yang merekayasa video itu?” Marghareta seketika terkejut mendengar perkataan Raditya. “ Kenapa mamah diam? Dengar ya mah. Kalau memang mamah menginginkan harta peninggalan papah, mamah tinggal bilang saja, Adit pasti akan memberikannya. Jangan memaksa Adit harus menikah dengan perempuan yang sama sekali tidak Adit cintai,” ucap Adit wajahnya berubah merah menahan emosi.
“ Kamu tega ya ngomong seperti itu sama mamah! Mamah memang bukan yang melahirkan kamu, tapi mamah sudah menganggap kamu sebagai anak sendiri. Jadi mana mungkin mamah melakukan itu semua, mamah sama sekali tidak merekayasa Video itu,” kilah Marghareta.
“ Jadi, mana rekaman keseluruhannya kalau memang itu bukan rekayasa mamah?” Marghareta seketika terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan Adit. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Adit akan berubah menjadi tidak mempercayainya.
“ Kalau mamah tidak bisa membuktikan rekaman Video secara keseluruhan, maka jangan pernah halangi Adit untuk mencari Risma dan membawa pulang kemabali serta mengajaknya rujuk lagi.” Selesai bicara seperti itu, Adit pun kembali meneruskan langkahnya menuju kamar untuk mengemasih beberapa pakain. Adit berniat akan mencari Risma sampai ketemu, dan tidak akan kembali sembelum menemukannya.
“ Gimana ini, tante. Mas Adit sepertinya sudah mulai curiga kalau rekaman itu adalah rekayasa tante,” rengek Miranti.
“ Kamu yang tenang dulu sayang, tante akan pastikan kalau Adit akan mau menikahi kamu, dan itu pasti terjadi,” jawab Marghareta “ Kita harus mencari cara lain, agar Adit mau menikahi kamu secepat mungkin,” sambungnya.
“ Apa tante yakin?” Margahreta mengangguk, “ lalu caranya bagaimana?” tanya Miranti.
“ Nanti kita bicarakan saat Adit pergi, sekarang kita biarkan dia istirahat dulu. Karena rencana ini perlu waktu,”
“ Maksud tante?”
“ Makanya nanti kita bicarakan lagi,”
Percakapan Miranti dan Marghareta pun terhenti, saat Adit terlihat menuruni tangga dengan membawa tas berisi pakaian, sepertinya Adit memang akan pergi dari rumah itu dan mencari Risma. Hal ini tentu saja membuat Marghareta dan Miranti terkejut, dengan cepat Marghareta menahannya agar Adit tidak jadi pergi, karena Marghareta sedang merencanakan sesuatu agar Adit mau menikahi Miranti.
“ Adit, Adit tunggu Adit, kamu mau kemana? Jangan pernah tinggalkan mamah adit,” ucap Marghareta mencoba membujuk Adit agar tidak jadi pergi, “ Kalau kamu belum bisa mencintai Miranti, gak apa – apa dan mamah tidak akan memaksa kamu untuk menikah cepat – cepat, tapi tolong jangan pergi,” pintanya.
“ Maaf mah, keputusan Adit sudah bulat, Adit akan mencari Risma dan anak Adit, dan memulai kembali dari awal.” Kembali Marghareta terkejut saat mendengar Raditya menyebut kata Anak,
“ Anak, apa maksud kamu Adit?” tanya Marghareta.
“ Iya Anak. Perbuatan Adit dimalam pertama ternyata membuahkan hasil, Risma hamil dan sudah pasti sekarang Anak Adit sudah berusia dua atau tiga bulan. Ternyata dugaan mamah meleset, Risma tidak datang untuk meminta tanggung jawab seperti yang mamah bilang,” jelas Raditya.
“ Tunggu dulu, kamu jangan langsung percaya begitu saja. Mamah yakin kalau itu bukan anak kamu, Wanita seperti si Risma yang hanya mengincar harta, sudah tentu akan langsung datang saat tahu dia hamil oleh kamu.” Marghareta mencoba menghasut Raditya.
“ Mamah salah, Risma bukan Wanita yang mengincar harta Adit, buktinya, semua pemberian Adit dia kembalikan, bahkan saat ini Risma tidak tahu berada dimana. Dia pergi meninggalkan rumah yang aku berikan padanya.” Marghareta terdiam mendengar penjelasan Raditya. “ Sekarang tuduhan apa lagi yang akan mamah tudingkan sama Risma. Sebainya mamah bersiap, karena kalau sampai Adit tahu Video itu rekayasa, makan Adit akan pastikan mamah tidak akan memiliki apa pun dari harta peninggalan papah,” ancam Raditya sambil kembali melangkah menuju pintu keluar. Sementara Marghareta dan Miranti hanya bisa terdiam menatap Langkah Raditya yang perlahan tubuhnya terhalang pintu yang ditutupnya secara perlahan.