Aku hanya bisa terdiam sambil berpikir, jalan apa yang harus aku ambil saat ini. Apakah aku harus menerima tawaran bosku untuk menikah secara sirih? Karena kalau nikah resmi tentu saja itu mustahil dilakukan. Alasannya sederhana, pak Iqbal sudah memiliki istri sah bernama Marghareta, dan tidak akan mungkin kalau istrinya bisa mengijinkan pak Iqbal untuk menikah lagi. Kalau aku harus mengatakan yang sebenarnya pada abah, aku takut abah belum siap menerimanya. Dan tentu saja akan dianggap aku mempermainkannya. Aku takut dengan kondisi jantung abah yang belum stabil. Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada abah? Tentu saja aku sendiri yang akan merasa berdosa dan bersalah. Disisi lain, kalau aku menerima tawaran pak Iqbal, maka aku sudah mendzolimi bu Marghareta. Sesama Wanita, tentu aku bisa